SURAT KABAR, CIMAHI – Sebanyak 350 siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) Kota Cimahi mengikuti kegiatan Kemah Blok yang rutin digelar setiap bulan September. Pada tahun 2025 ini, kegiatan berlangsung selama dua hari, Sabtu–Minggu, 13–14 September, di bumi perkemahan PH 50 Paku Haji, Jalan H. Gopur, Desa Paku Haji, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.
Kegiatan perkemahan tersebut dirancang sebagai sarana pendidikan karakter melalui gerakan Pramuka. Hal ini menjadi relevan mengingat anak-anak usia remaja kini menghadapi berbagai tantangan global, termasuk arus budaya luar dan pengaruh teknologi yang kerap menggeser nilai kedisiplinan, kemandirian, serta rasa cinta tanah air.
Mewakili Kepala Sekolah, Wakil Kepala Bidang Kesiswaan MTSN Kota Cimahi, Amin Asnawi, saat memberikan amanat pada acara pembukaan, menegaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah memupuk kedisiplinan para siswa.
menegaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah memupuk kedisiplinan para siswa.
“Itu yang akan kita lakukan, yaitu memupuk kedisiplinan. Mulai dari bangun pagi, melaksanakan ibadah, hingga mengikuti setiap agenda yang telah disusun. Semua itu untuk melatih menghargai waktu dan bertanggung jawab,” ujarnya saat ditemui disela-sela kegiatan.
Amin menambahkan bahwa nilai kebersamaan juga menjadi fokus penting. Baginya, dengan kegiatan ini akan mempererat persaudaraan dan kebersamaan. Ini adalah ajang untuk saling mengenal, bekerja sama dalam regu, serta bergotong royong mendirikan tenda hingga menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
“Tidak ada perbedaan, kita semua adalah satu keluarga besar Pramuka,” tegasnya.
Selain itu, kemandirian menjadi bekal utama yang diharapkan lahir dari perkemahan ini. Anak-anak dituntut untuk mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang tua.
“Kemandirian ini akan menjadi modal berharga untuk menjadikan mereka pribadi tangguh di masa depan,” tambah Amin.
Tidak hanya itu, pendidikan lingkungan juga disisipkan dalam setiap kegiatan. Para siswa diajak menjaga kebersihan, melestarikan alam, dan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan sebagai bagian dari iman dan rasa syukur atas ciptaan Allah SWT.
“Ada pula unsur bela negara melalui kegiatan baris-berbaris, serta pembinaan keagamaan seperti kultum setelah salat Subuh dan Magrib. Semua diarahkan untuk membentuk disiplin dan karakter Islami,” jelas Amin.
Meski begitu, Amin mengakui ada tantangan tersendiri dalam membina siswa kelas VII. Ia mengatakan, tantangannya adalah meyakinkan para siswa. Terkadang masih ada rasa malas, atau terlalu bergantung pada gadget.
“Mereka sering bertanya apakah boleh membawa HP. Padahal, aturan kami jelas, HP tidak diperbolehkan agar anak-anak fokus. Jika ada yang membawa, biasanya dititipkan ke pembimbing,” ungkapnya.
Disisi lain, Ketua Pelaksana sekaligus Pembina Pramuka MTSN Kota Cimahi, Ayi Didin, menambahkan bahwa tema perkemahan tahun ini adalah ‘Kolaborasi Membangun Karakter Akhlakul Karimah melalui Kemandirian dan Kebersamaan’.
“Melalui kemandirian di alam terbuka dan kebersamaan di tempat kemah, diharapkan terbentuk karakter baik yang melekat pada setiap peserta,” ujarnya.
Ayi memaparkan sejumlah materi yang diberikan, di antaranya dinamika kelompok kepanduan oleh pengurus kwartir cabang, nilai-nilai kepemimpinan, latihan baris-berbaris, hingga kajian keagamaan.
“Materi ini disesuaikan dengan usia remaja yang tengah mencari jati diri. Harapannya, anak-anak tidak salah jalur dan mampu menumbuhkan rasa kasih sayang, menghindari perilaku bullying, serta menumbuhkan solidaritas antarkelas,” katanya.
Suasana kebersamaan juga dirasakan langsung oleh para peserta. Fiyoratama (12), siswa kelas VII G, mengungkapkan kegembiraannya.
“Lebih senang karena bisa menambah pengalaman. Seru juga karena rame, jadi ada kenangan baru. Di SD dulu pernah camping, tapi hanya di sekolah. Sekarang lebih mandiri karena orang tua tidak boleh ikut,” ucapnya.
Ia menilai pendidikan karakter yang disisipkan dalam kegiatan ini sangat penting. Menurutnya, dari kecil harus sudah cinta sama negara sendiri supaya terbiasa sampai dewasa nanti. Jadi tidak mudah terbawa arus budaya luar, apalagi pengaruh globalisasi seperti K-pop atau gadget.
“Gadget memang perlu, tapi lebih baik dipakai untuk hal-hal positif seperti belajar dan mencari ilmu,” katanya dengan mantap.
Kegiatan ini melibatkan sekitar 60 pembimbing, terdiri dari guru dan kakak kelas, serta dukungan dari Palang Merah Remaja (PMR) sekolah. Para pembimbing mendampingi siswa selama kegiatan berlangsung untuk memastikan keamanan sekaligus keberlangsungan pendidikan karakter yang diharapkan.
Dengan kombinasi antara kedisiplinan, kemandirian, kebersamaan, keagamaan, dan cinta lingkungan, Kemah Blok MTSN Kota Cimahi 2025 menjadi salah satu wujud nyata pembinaan karakter generasi muda.
Di tengah derasnya arus globalisasi, pendidikan non-formal semacam ini diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai kebajikan, rasa cinta tanah air, serta semangat tangguh dalam menghadapi masa depan. (SAT)
0 Komentar