SUART KABAR, CIMAHI – Kegiatan Pembinaan Kedisiplinan Siswa (PKS) SMP Tahun 2025 resmi ditutup pada Rabu, 10 September 2025, di Pusdikjas TNI AD, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah. Acara yang berlangsung selama tiga hari ini ditutup langsung oleh Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, dengan dihadiri oleh ratusan siswa SMP negeri maupun swasta di bawah naungan Dinas Pendidikan Kota Cimahi.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kota Cimahi untuk menanamkan nilai-nilai kedisiplinan sejak usia dini, terutama di kalangan pelajar SMP yang tengah berada pada masa transisi menuju remaja.
Melalui pembinaan ini, siswa diharapkan memiliki kesadaran bahwa disiplin bukan hanya sebatas aturan formal, melainkan pondasi utama dalam membangun pribadi yang bertanggung jawab dan berintegritas.
Wali Kota Ngatiyana menyampaikan apresiasi mendalam kepada Danpusdikjas TNI AD yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas bagi siswa untuk dibina langsung oleh tenaga terlatih, mulai dari pembimbing, pelatih, hingga narasumber.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Danpusdikjas yang telah membuka ruang bagi anak-anak kami untuk mendapat pengalaman berharga ini. Begitu juga kepada jajaran Dinas Pendidikan Kota Cimahi yang telah menggagas dan menyelenggarakan kegiatan pembinaan kedisiplinan ini dengan sangat baik,” ujarnya pada awak media.
Ngatiyana menegaskan pentingnya disiplin dalam membentuk karakter siswa. Ia menekankan bahwa kebiasaan disiplin yang dipraktikkan sejak usia muda akan memberikan dampak jangka panjang dalam kehidupan, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
“Kedisiplinan adalah dasar dari rasa tanggung jawab, dan hal ini akan menempel secara permanen dalam diri kita. Jika dilatih sejak kecil, maka manfaatnya akan terasa hingga masa depan,” tuturnya.
Lebih jauh, ia menekankan kepada siswa agar menjadikan disiplin sebagai janji pribadi, bukan sekadar kepatuhan terhadap aturan eksternal. Menurutnya, sanksi atau hukuman yang diberikan dalam konteks pembinaan bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti, melainkan sarana untuk melatih diri agar lebih teratur dan bertanggung jawab.
“Sanksi itu bukan untuk membuat takut, melainkan sebagai alat pembelajaran agar kita terbiasa disiplin dan bisa mempertanggungjawabkan setiap tindakan,” jelasnya.
Melalui penutupan kegiatan ini, Ngatiyana berharap seluruh peserta dapat menginternalisasi nilai-nilai kedisiplinan yang telah dipelajari. Ia optimistis bahwa pengalaman ini akan membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih matang, terarah, dan mampu menghadapi tantangan masa depan dengan karakter yang kuat.
“Dengan berakhirnya pembinaan ini, saya berharap seluruh siswa dapat meraih hasil maksimal, memiliki kesadaran lebih tinggi tentang pentingnya disiplin, dan menjadikan hal tersebut sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari,” tandasnya.
Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi Kota Cimahi dalam membangun generasi muda yang berkarakter disiplin dan bertanggung jawab.
"Melalui kolaborasi antara pemerintah daerah, institusi pendidikan, dan TNI AD, Cimahi berupaya mewujudkan visi pendidikan yang tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga pembentukan karakter yang kokoh bagi masa depan bangsa," tutupnya.
0 Komentar