Iklan

Iklan

Bukan Cuma Seremonial! Peringatan Hari Guru Nasional di SMKN 3 Cimahi Super Meriah, Guru Ditempa Jadi 'Pahlawan' Paling Adaptif!

Posting Komentar
Peringatan Hari Guru Nasional di SMKN 3 Cimahi

SURAT KABAR, CIMAHI - Peringatan Hari Guru Nasional tahun ini di SMKN 3 Kota Cimahi sukses besar mencuri perhatian! Gimana enggak, guys, acara yang dihelat pada Selasa (25/11/25) itu berlangsung super meriah, jauh dari kesan kaku. 

Mulai dari fashion show ala model profesional, lomba menyanyi yang bikin panggung bergetar, hingga parade guru-guru yang tampil gagah dan anggun dalam balutan pakaian adat Indonesia yang kece badai!

Eits, tapi kemeriahan itu bukan sekadar hiburan semata, lho. Di balik riuh tepuk tangan, setiap event yang digelar ternyata menyimpan makna mendalam, yakni menekankan betapa pentingnya peran guru dalam membentuk karakter kuat dan kompetensi siswa. Ini dia fondasi utama buat mencetak Generasi Emas Indonesia!

Mengusung tema Guru Hebat, Indonesia Kuat, SMKN 3 Cimahi enggak main-main dalam menanamkan nilai positif. Tujuannya agar setiap siswa enggak cuma jago akademik, tapi juga terinspirasi oleh keteladanan para gurunya.

Rudi Haryadi, selaku Kepala Sekolah SMKN 3 Cimahi, memanfaatkan betul momentum istimewa ini untuk menyoroti kontribusi nyata para pendidik. Ia bahkan sempat menyinggung soal kebijakan pusat.

"Di 2025, kebijakan pusat yang berkaitan dengan sentralisasi guru, mudah-mudahan itu juga berdampak untuk guru-guru yang ada di sekolah," ujarnya saat ditemui di sekolah.

Rudi menambahkan, agar guru bisa menginspirasi siswa, sekolah memberikan ruang dan batasan yang jelas, termasuk kode etik dan norma yang harus dijalankan. Intinya, guru harus tetap pada relnya!

"Guru juga harus adaptif, menyesuaikan diri dengan kebutuhan siswa," jelasnya.

Di era digital yang serba cepat ini, metode pembelajaran juga dituntut harus pragmatis dan kontekstual, lho. Fokusnya? Tentu saja pada keterampilan psikomotor siswa dan bagaimana materi pelajaran bisa diterapkan langsung di dunia nyata.

"Kegiatan belajar di SMK harus dikaitkan dengan dunia industri dan teknologi agar guru menjadi suri tauladan dan siswa termotivasi," ujar Rudi.

Enggak cuma itu, demi menjaga kualitas, evaluasi dan monitoring pun dilakukan rutin. 

"Jangan sampai guru melakukan hal yang tidak sesuai dengan kapasitas atau jalurnya," tegas Rudi, menandakan komitmen sekolah pada profesionalisme guru.

Sementara itu, Latifah Pujiastuti, Wakil Kepala Hubungan Industri dan Masyarakat SMKN 3 Cimahi, berbagi cerita yang bikin hati melting

Menurutnya, kebahagiaan paling grande adalah saat melihat para alumni berhasil menapaki cita-citanya, bahkan sukses bekerja di luar daerah hingga luar negeri, tapi enggak pernah lupa sama guru-gurunya!

"Mereka datang bersilaturahmi ke sekolah atau menyapa di media sosial meski sudah bekerja di luar daerah bahkan luar negeri. Itu tanda mereka memiliki attitude yang baik dan menghargai guru," ujarnya penuh haru.

Meski begitu, tantangan mengajar juga enggak kalah heboh, dengan 35 siswa per kelas dan karakter yang berbeda-beda, guru dituntut bukan cuma jadi pengajar.

Latifah harus siap bertransformasi menjadi psikolog, teman curhat, sekaligus pembimbing yang perlakuannya harus menyesuaikan tiap individu!

"Anak-anak saya anggap seperti anak sendiri. Kadang saya harus menyiapkan makanan, kadang menjadi teman diskusi, tapi semuanya menyenangkan," ungkapnya tulus.

Latifah menekankan, guru di SMKN 3 enggak cuma ngasih materi, tapi juga ngedidik karakter, dari percaya diri, sopan santun, hingga kemampuan berinteraksi. 

"Kami menciptakan suasana agar anak-anak bisa berbaur, mencegah bullying, dan belajar hidup berkarakter," tambahnya.

So sweet banget, Latifah bahkan mengibaratkan kasih sayang guru itu seluas samudra. 

"Guru memberi kasih sayang seluas samudra, penuh maaf, dan marah pun demi kebaikan siswa, bukan sekadar emosi," tuturnya.

Di mata siswa, Hari Guru Nasional juga punya arti spesial lho. Muhammad Vicry, siswa kelas 11 Kuliner 1, punya pandangan yang unik.

"Kalau dari saya, untuk Hari Guru, mungkin guru seorang pahlawan, mereka yang telah mendidik kita dari kecil sampai besar. Sekolah itu jadi rumah kedua untuk saya," ujarnya santai.

Siapa nih guru favorit Vicry? Ternyata dia langsung sebut 'Bunda Heni'! Kenangan paling berkesan? 

"Paling berkesan itu waktu kita bareng-bareng nonton bioskop sama wali kelas," kenangnya, sambil tersenyum, meskipun cuma 'main aja', momen kebersamaan itu ternyata membekas banget baginya!

Vicry juga menyoroti Pak Ade Candra sebagai guru yang inspiratif. Menurutnya, ketegasan Pak Ade justru sangat membantu siswa lebih paham soal manajemen waktu dan pelajaran. 

"Itu jadi inspirasi juga untuk kehidupan sehari-hari," jelas Vicry.

Enggak kalah seru, Amry, teman sekelas Vicry, melihat Hari Guru sebagai momen 'memuja' guru dengan cara yang paling nyentrik di jurusan Kuliner!

"Hari Guru itu bisa jadi memperingati guru. Misalnya, di jurusan kuliner, kita bisa 'memuja' guru dengan makanan, kita sendiri yang masak," jelasnya.

Amry, yang hobi masak sejak kecil, bilang kalau setiap praktik di dapur selalu berkesan. Guru favoritnya juga Bunda Heni, lho! 

"Mentoringnya itu membuat kita bisa lebih personal dan dekat dengan guru," kata Amry.

Pelajaran paling berharga di SMKN 3? Bukan cuma resep, tapi juga soal sikap, disiplin, dan manajemen waktu! 

"Kalau misalkan kita jurusan kuliner, memanage waktu itu penting. Contohnya, makan siang jam 12, kita harus menyiapkan dari jam 7 sampai jam 6," ujarnya sambil tertawa geli.

Dari semua cerita di atas, jelas banget ya kalau guru di SMKN 3 Cimahi itu bukan sekadar pemberi materi. Mereka adalah mentor, teladan, bahkan teman curhat yang perannya melekat di setiap langkah siswa. Selamat Hari Guru Nasional!  (SAT)

Related Posts

Posting Komentar