SURAT KABAR, CIMAHI – Bagaimana cara sebuah kota kecil seperti Cimahi menekan angka pengangguran sekaligus menyiapkan warganya menghadapi ketatnya persaingan kerja di sektor otomotif?
Jawabannya muncul lewat program pelatihan teknisi sepeda motor yang digagas Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), berkolaborasi dengan LPK Excellent Course.
Pelatihan ini berlangsung di SMK Wiraswasta Cimahi, Sabtu (27/9/2025), dengan pendekatan berbasis kompetensi yang dirancang intensif.
Selama 10 hari atau 100 jam pembelajaran, 30 peserta ditempa keterampilan teknis otomotif dengan porsi dominan 80 persen praktik langsung.
Tujuannya jelas, bukan hanya memahami teori dasar permesinan, tetapi benar-benar siap pakai di lapangan.
Lebih jauh, peserta juga diproyeksikan langsung terserap ke dunia usaha maupun dunia industri (DUDI) setelah lulus uji kompetensi bersertifikat nasional.
Kepala Sekolah SMK Wiraswasta Cimahi, Yoyo Suharyo, menilai program ini bukan sekadar kursus tambahan, melainkan jembatan nyata antara pendidikan, pelatihan, dan kebutuhan industri.
“Dari 30 peserta, nantinya hasil pelatihan ini bisa diimplementasikan secara mandiri atau berkelompok. Jadi, bukan sekadar teori, tetapi benar-benar praktik yang bisa menciptakan lapangan kerja baru,” jelas Yoyo saat diwawancarai.
Ia menegaskan, pelatihan ini sejalan dengan visi sekolah yang ingin melahirkan lulusan tak hanya sebagai pencari kerja, tapi juga pencipta lapangan kerja.
Yoyo bahkan mencontohkan salah satu alumninya yang kini kembali ikut serta, demi memperdalam keterampilan teknis.
“SMK kami memiliki enam jurusan kompetensi. Dengan program pelatihan ini, kami berharap lulusan tidak hanya jadi pencari kerja, tapi juga bisa membuka peluang usaha,” katanya optimistis.
Menurutnya, penyelarasan antara sekolah, lembaga pelatihan, dan industri merupakan kunci menghadapi tantangan dunia kerja.
Sub-pelatihan servis sepeda motor bisa menjadi pintu masuk kecil yang tumbuh menjadi peluang besar, apalagi melihat meningkatnya kebutuhan teknisi di Jawa Barat.
Kolaborasi Disnaker Cimahi, sekolah, dan lembaga pelatihan ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam menekan pengangguran serta meningkatkan daya saing SDM lokal.
“Dengan publikasi ini, mudah-mudahan semakin banyak masyarakat yang tahu dan ikut terlibat. Karena kunci keberhasilan program ini ada pada partisipasi warga,” tutup Yoyo.
Hal senada diungkapkan pimpinan LPK Excellent Course, Permana. Ia menjelaskan peserta pelatihan datang dari latar belakang beragam, bahkan sebagian besar tanpa pengalaman otomotif.
Namun, kurikulum dirancang bertahap mulai dari materi dasar hingga kompetensi inti, sehingga semua peserta bisa menguasai keterampilan dengan baik.
“Pada hari ke-10 seluruh peserta diwajibkan mengikuti uji kompetensi yang digelar bersama Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Hasil uji ini bersertifikat nasional sehingga para peserta diakui memiliki keahlian sesuai standar industri,” jelas Permana.
Lebih menarik lagi, kata dia, peserta tidak dibiarkan mencari pekerjaan sendiri. LPK Excellent Course sudah menyiapkan jalur penyaluran melalui nota kesepahaman (MoU) dengan berbagai perusahaan otomotif.
“Target kami 100 persen peserta lulus, bahkan 99 persen di antaranya sudah terbukti kompeten. Setelah itu, kami bantu menyalurkan mereka ke dunia usaha maupun dunia industri,” tegas Permana.
Meski begitu, tantangan tetap ada. Salah satunya terkait tingkat kehadiran peserta. Menurut Permana, absen dua hari saja sudah bisa membuat peserta tertinggal jauh dari materi.
“Untuk mengantisipasi, kami siapkan sistem backup lewat online agar peserta tetap bisa mengejar materi,” ujarnya.
Rentang usia peserta juga cukup luas, antara 18 hingga 40 tahun. Fakta ini justru menunjukkan antusiasme lintas generasi di Cimahi untuk meningkatkan skill, bahkan ada yang masih berstatus mahasiswa.
“Prinsipnya, siapa saja yang belum memiliki pekerjaan bisa mendaftar. Ini terbuka untuk seluruh masyarakat Cimahi,” kata Permana. (SAT)
0 Komentar