Sidak ini dilakukan sebagai langkah antisipatif untuk memastikan kestabilan harga pangan serta mencegah lonjakan inflasi di Kota Cimahi.
"Peninjauan ini untuk memastikan bahwa inflasi di Kota Cimahi, khususnya menjelang Idul Adha, tetap terkendali," ujar Adhitia.
Dalam keterangannya, Adhitia menegaskan bahwa secara umum kondisi inflasi di Kota Cimahi masih tergolong baik dan berada di bawah ambang batas nasional.
"Sekarang itu, justru beberapa kali kita zoom dengan Kemendagri, Cimahi ini justru bagus kondisinya, tidak ada inflasi, apalagi inflasi yang melebihi," ungkapnya saat ditemui di Pasar Antri, Kota Cimahi, Rabu (4/6/2025).
Ia menjelaskan bahwa batas ambang inflasi nasional berada di angka 2,5 persen.
“Dua setengah persen. Kita tidak mengalami itu. Justru adanya malah kecenderungan deflasi,” kata Adhitia.
Fenomena deflasi, menurut Adhitia, lebih dipengaruhi oleh sikap sebagian masyarakat yang menahan pengeluaran, bukan semata karena daya beli yang menurun.
“Fenomena hari ini, ternyata bukan seutuhnya disebabkan oleh daya beli yang turun, tapi memang beberapa kelompok masyarakat itu menahan uang untuk melakukan belanja,” tuturnya.
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan pengawasan harga secara intensif.
"Mau deflasi, mau inflasi, tetap pemerintah akan kontrol terus," ujarnya.
Adhitia juga menyebutkan bahwa Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat sangat serius dalam mengontrol harga pangan.
"Kita paling tidak monitoring itu dua minggu sekali, sebulan sekali itu pasti ada zoom khususnya dari Kemendagri," jelasnya.
Dalam sidak tersebut, Pemkot Cimahi melakukan pengecekan terhadap berbagai komoditas pangan utama menjelang Hari Raya Idul Adha. Hasilnya, menurut Adhitia, harga-harga masih relatif stabil.
“Alhamdulillah hasil pengecekan harga stabil. Tidak ada lonjakan yang cukup berarti seperti daging sapi. Apalagi kalau menjelang Idul Adha seperti ini, harganya juga stabil, tidak ada kenaikan,” katanya.
Meski begitu, Adhitia menyebut ada sedikit kenaikan pada daging ayam.
“Daging ayam mengalami kenaikan sedikit, kurang lebih sekitar Rp2.000–Rp3.000, tapi masih di bawah kontrol,” tambahnya.
Ia juga menyoroti harga cabai yang cenderung fluktuatif, terutama menjelang hari raya.
“Kalau cabai seperti biasa ya, sangat fluktuatif sekali, apalagi menjelang Hari Raya karena menjadi komoditas utama dalam membuat bumbu,” katanya.
Adhitia menyebutkan, harga cabai merah menjadi yang tertinggi dibanding komoditas lain, namun tetap berada dalam kisaran stabil.
“Harga cabai merah rata-rata sekarang di angka Rp70.000–Rp80.000 per kilo. Untuk cabai rawitnya justru mengalami penurunan, rata-rata Rp5.000 penurunannya per kilo,” ujarnya.
Selain itu, harga telur ayam juga dilaporkan stabil, begitu pula dengan beras.
“Harga beras juga hanya naik di angka rata-rata Rp300 per kilo. Insyaallah, Pemerintah Kota Cimahi akan terus melakukan kontrol yang ketat terhadap harga pangan, khususnya komoditas utama yang paling sering dikonsumsi publik,” ujarnya.
Sebagai bagian dari upaya pengendalian harga, Pemkot Cimahi mengandalkan beberapa program intervensi, seperti Gerakan Pangan Murah (GPM), Operasi Pangan Daerah (OPADI), dan Sistem Informasi Bahan Pokok dan Strategis (Sibesti).
“GPM-nya jalan, OPADI-nya jalan, Sibesti juga jalan demi mengontrol harga agar tetap stabil di Cimahi,” imbuhnya.
Adhitia menegaskan, tidak diperlukan operasi pasar dalam waktu dekat karena tidak ditemukan gejolak harga yang signifikan.
“Yang menjelang Idul Adha untuk harga pangan dan komoditas, kita terus kontrol. Strateginya bukan operasi pasar karena tidak ada kejadian inflasi yang luar biasa, tapi kita melakukan kontrol,” jelasnya.
“Kontrol ini dengan, misalkan, tadi Sibesti, OPADI, GPM, itu lebih kepada pemberian diskon, bukan subsidi, tapi diskon untuk harga pangan yang dijual atau dipasarkan melalui program-program,” tambahnya.
Untuk para pedagang dan pelaku usaha, Adhitia menyampaikan harapan agar tetap mengikuti aturan dan harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah.
“Untuk para pedagang dan para pelaku usaha, khususnya komoditas-komoditas utama, barang-barang khusus, kalau sudah ada aturan, ada HET dan lain sebagainya, ikutilah,” pesannya.
Kepada masyarakat, ia juga mengimbau agar bijak dalam membelanjakan uang, khususnya di tengah situasi ekonomi saat ini.
“Untuk hari ini kepada masyarakat luas, memang dalam kondisi situasi hari ini kita harus bijak di dalam melakukan belanja, utamakan belanja dulu yang menjadi prioritas, yang menjadi kebutuhan pokok,” ujarnya.
“Jadi jangan dulu beli skincare, kalau belum beli beras,” pungkas Adhitia. (SAT)
0 Komentar