Dinas Arsip Cimahi Gelar Festival Literasi, Dorong Gemar Membaca di Era Digital

Literasi Anak Masih Minim, Dinas Arsip Cimahi Dorong 1.000 Buku di Setiap TBIS Kelurahan

SURAT KABAR, CIMAHI – Dalam rangkaian peringatan Hari Jadi ke-24 Kota Cimahi, Dinas Arsip Daerah menggelar Festival Literasi dan Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Dinas Pendidikan Kota Cimahi.

Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya meningkatkan literasi anak, khususnya di tingkat PAUD, SD, hingga SMP. 

Mereka tak sekadar hadir, tetapi menjadi ruh penggerak yang memperkaya pengalaman literasi bagi peserta lintas usia.

Kepala Dinas Arsip Daerah Kota Cimahi, Dani Bastian, menegaskan, Komunitas Kampung Dongeng Cimahi dan Read Aloud Cimahi, misalnya, membawa pendekatan interaktif dalam mengenalkan dunia cerita kepada anak-anak. 

"Komunitas Gambar Gampang menyulap coretan menjadi medium ekspresi yang dekat dengan anak-anak sekolah dasar," kata Dani saat ditemui usai acara di Cimahi, Senin, 16 Juni 2025. 

Tak hanya itu, lanjut Dani, komunitas seni budaya Gentra Pamitran dan Cimahi Heritage ikut menegaskan bahwa literasi tak sebatas teks, melainkan juga warisan nilai dan sejarah lokal. 

"Komunitas Penulis Cimahi atau yang dikenal dengan sebutan Kompeni, serta penerbit independen lokal, menampilkan karya-karya tulis yang lahir dari akar rumput," ujarnya. 

Sementara itu, komunitas Hayu Maca tampil sebagai ujung tombak gerakan membaca bersama, memperkuat semangat literasi di tengah masyarakat. Semua komunitas ini membentuk ekosistem literasi yang hidup dan inklusif di Kota Cimahi.

Dalam acara tersebut bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk konkret dorongan membangun budaya literasi sejak usia dini.

“Tujuan dari festival ini adalah bagaimana menumbuhkembangkan minat baca masyarakat,” kata Dani. 

“Kita hadirkan anak-anak dari PAUD, SD, SMP, sampai STARA ke sini," Sambungnya. 

Menurut Dani, literasi di kalangan anak-anak Cimahi masih tergolong rendah. Pemerintah Kota Cimahi telah menyediakan sejumlah fasilitas pendukung, seperti Perpustakaan Umum, mobil perpustakaan keliling (Pusling), Kotak Literasi Warga Cimahi (Kolwaci), dan Kotak Literasi Cimahi Cerdas (Kollecer). 

“Semua fasilitas ini kita siapkan agar masyarakat bisa lebih mudah mengakses bahan bacaan,” ujarnya.

Salah satu inisiatif menarik adalah Cimahi Reading Habit, yang merupakan program berbasis digital. Melalui program ini, anak-anak didorong untuk membaca lewat gawai. 

“Yang membaca buku paling banyak dan lama, dapat kompensasi berupa pulsa senilai Rp400 ribu dan medali,” jelas Dani.

Program literasi pun diperluas hingga tingkat keluarga dan masyarakat. 

“Kita kerja sama dengan DP3AP2KB untuk menyasar segmen keluarga, dan kita juga punya pojok baca di setiap kelurahan, kecamatan, hingga Mal Pelayanan Publik,” katanya.

Paling menonjol adalah program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang sudah berjalan di 11 kelurahan. 

“Per TPBIS itu kami bantu sekitar 1.000 buku. Ini program dari pusat, tapi kami dukung penuh agar bisa menjangkau masyarakat lebih luas,” ucap Dani.

Ia menyebutkan bahwa keberadaan perpustakaan keliling pun rutin hadir di sekolah-sekolah sesuai permintaan. 

“Bahkan antusiasme masyarakat tinggi, sampai meminta kehadiran perpustakaan klinik Kota Cimahi secara rutin,” kata Dani.

Dani berharap seluruh upaya ini bisa menjadi gerakan masif untuk memerangi rendahnya literasi di Kota Cimahi. 

“Kita lakukan semua ini dengan kemampuan yang ada, untuk masa depan anak-anak kita,” tutupnya. (SAT) 

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar