SURAT KABAR, CIMAHI – Pemerintah Kota Cimahi mulai mematangkan lahan seluas 2.226 meter persegi sebagai langkah awal pembangunan Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) pertama di kota tersebut.
Di balik seremoni ini, tersingkap persoalan mendasar, selama ini Cimahi tidak memiliki laboratorium kesehatan tingkat kabupaten/kota, sehingga bergantung pada fasilitas milik provinsi.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Mulyati, mengungkapkan bahwa pembangunan Labkesmas ini penting karena selama ini tidak tersedia fasilitas pengujian lengkap di tingkat kota.
“Kalau yang pemeriksaannya menjadi kewenangan puskesmas, tentu kami lakukan di puskesmas. Tetapi apabila puskesmas itu tidak bisa, seperti pemeriksaan keracunan makanan dan lain-lain, kami mengirim ke Labkesda Provinsi Jawa Barat,” ujarnya saat ditemui di lokasi pematangan lahan, Senin (16/6/24).
Laboratorium ini ditargetkan selesai dibangun pada Desember 2025, dan akan melayani berbagai pemeriksaan klinis serta lingkungan yang menjadi kewenangan Tier 2.
“Untuk kabupaten/kota itu kewenangannya di Tier 2,” tegas Mulyati.
Ia merinci, pemeriksaan yang akan dilakukan antara lain hematologi rutin, mikrobiologi, parasitologi, imunologi, biomolekuler termasuk PCR untuk pasien TBC, serta pengujian narkoba.
Selain spesimen klinis, Labkesmas Cimahi juga akan menangani spesimen lingkungan. Pemeriksaan kualitas air, air kolam renang, keamanan pangan, hingga limbah pasien kes juga bisa dilaksanakan..
"Nanti kami akan bersinergi dengan Dinas Lingkungan Hidup,” katanya.
Tak kalah penting, lab ini juga disiapkan untuk mendukung kegiatan surveilans penyakit dan faktor risiko, seperti demam berdarah (DBD), berbasis laboratorium.
Pembangunan Labkesmas ini mencuatkan fakta bahwa Cimahi selama ini tertinggal dalam hal fasilitas laboratorium kesehatan. Padahal, pengujian laboratorium sangat krusial untuk penanganan cepat penyakit menular, investigasi keracunan makanan, dan pengawasan lingkungan.
Cimahi baru akan memiliki laboratorium dua lantai dengan basement untuk parkir motor ini setelah puluhan tahun mengandalkan fasilitas provinsi.
“Ini labkes pertama ya,” kata Mulyati membenarkan.
Ia juga menyebutkan bahwa lahan yang digunakan dulunya merupakan aset milik Pemerintah Kota Cimahi, yang sempat tidak dimanfaatkan selama bertahun-tahun.
“Dulunya itu adalah lahan Pemerintah Kota Cimahi. Pada saat lahan itu tidak digunakan berpuluh-puluh tahun, tentu warga ada yang menggunakan. Tetapi permasalahan kaitan dengan hunian warga itu sudah diselesaikan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah,” jelasnya.
Setelah pematangan lahan selesai, pembangunan fisik akan segera dimulai. Proyek ini tidak hanya diharapkan mempercepat penanganan masalah kesehatan di Cimahi, tetapi juga mengurangi beban laboratorium provinsi yang selama ini menjadi tumpuan utama.
Mulyati berharap, dengan berdirinya laboratorium ini, pelayanan kesehatan masyarakat bisa ditangani lebih cepat dan mandiri.
Pembangunan Labkesmas Cimahi mencerminkan kebutuhan mendesak akan kemandirian daerah dalam bidang kesehatan, terutama dalam era meningkatnya ancaman penyakit menular dan krisis lingkungan.
Di sisi lain, ini juga menjadi pengingat bahwa fasilitas kesehatan dasar belum merata bahkan di kota-kota penyangga ibu kota provinsi. (SAT)
0 Komentar