SURAT KABAR, CIMAHI – Di tengah hiruk pikuk rutinitas anak-anak sekolah dasar dan menengah pertama yang gemar bermain gawai, make-up tutorial, atau masak-masakan, seorang anak laki-laki dari Kota Cimahi justru memilih jalur yang jauh berbeda.
Namanya Narash Abraar Kasogi, siswa kelas 2 yang akan naik ke kelas 3 SDN Cibabat Mandiri 1 Kota Cimahi. Hobinya bukan hanya unik, tapi juga ekstrem untuk ukuran usianya, freestyle BMX.
Sejak masih bayi, Narash sudah akrab dengan dunia sepeda, khususnya BMX. Bukan kebetulan ayahnya, Andi Maulana Kasogi, adalah seorang pegiat BMX aktif di komunitas BDG BMX dan tergabung dalam Asosiasi BMX Indonesia (ABI) di bawah KORMI Jawa Barat.
"Sejak kecil, Narash sudah terbiasa melihat Papanya latihan, memodifikasi sepeda, dan main di skatepark," cerita sang ibu, Nissa (36), saat diwawancara melalui sambungan telepon, Sabtu (27/6/2025).
Bahkan, lanjut Nissa, sejak bayi Narash sudah kerap ikut menemani ayahnya saat pembangunan Velodrome Munaip Shaleh di Padasuka, Cimahi, yang kini menjadi arena latihan BMX dan skateboarding. Di tempat itulah Narash pertama kali belajar berjalan dan tak lama kemudian, bersepeda.
Tak mengherankan jika bocah ini mendapat julukan 'kuncen Velodrome Cimahi'. Ia tumbuh dan besar di tengah lingkungan roda dua, menyerap atmosfer komunitas seperti spons menyerap air.
"Narash mulai main balance bike sejak usia 2 tahun. Umur 3,5 tahun dia sudah bisa naik BMX sungguhan," kata Nissa bangga.
"Dia anak yang aktif, cepat beradaptasi, dan koordinasi tubuhnya luar biasa. Apalagi dia kidal, jadi beberapa gerakannya unik dan beda dari anak-anak lain," sambung Nissa.
Sementara itu, menurut Narash yang juga bergabung dengan komunitas Velodrome Balance Bike, tempat ia memperkuat dasar-dasar keseimbangan sebelum fokus pada freestyle BMX. Sang ayah menjadi pelatih utamanya.
Ketika anak-anak lain memilih mengoleksi stiker atau bermain game daring, Narash justru memilih arena beton dengan tanjakan dan rintangan.
"Karena dari kecil sudah terbiasa lihat Papa main BMX, jadi aku juga pengen. Seru banget bisa loncat-loncatan, nyoba trick-trick baru," ujar Narash, malu-malu tapi antusias.
Bagi Narash, BMX bukan sekadar olahraga. Itu adalah ekspresi diri, panggung kecil tempat ia melatih nyali dan menaklukkan rasa takut.
Sejak usia 5 tahun, ia bahkan sudah ikut event komunitas seperti “Ngabuburide” Ramadan 2022, menempuh perjalanan sejauh ±7 kilometer dari Sukajadi ke Taman Pramuka, menjadi peserta termuda saat itu.
"Aku semangat terus soalnya pengen jago kayak Papa, terus bisa ikut lomba besar kayak X-Games."
Sejak saat itu, gowes jarak jauh jadi kegemarannya. Ia kerap mengayuh sepedanya dari Cimahi menuju Car Free Day Dago atau Taman Pandawa Bowl Skatepark di Pajajaran, Bandung. Semua dilakukan dengan pengawasan dan dukungan penuh dari ayah dan rekan komunitas.
Namun, jalan menjadi rider BMX cilik bukan tanpa luka. Trik-trik baru yang dilatih berulang kali tak jarang membuat tubuhnya lebam dan lutut memar.
"Paling susah itu kalau lagi belajar trick baru, sering jatuh. Sakit sih, tapi aku udah biasa. Jatuh, terus bangun lagi," ujar Narash.
Salah satu tantangan terbesarnya adalah saat pertama kali mencoba quarter ramp setinggi 1,7 meter.
"Aku sempat takut banget. Hampir sejam aku cuma berdiri di atas ramp, gak berani turun. Tapi Papa dan Ibu selalu bilang, 'Gak akan jatuh, pasti bisa,' dan benar, akhirnya aku bisa," kenangnya.
Rasa gugup juga kerap datang saat tampil di depan juri dan penonton.
"Aku tarik napas panjang, terus bilang ke diri sendiri, 'Narash pasti bisa!'," katanya sambil tersenyum.
Kini, dengan semangat dan dukungan penuh dari keluarganya, Narash terus menekuni dunia BMX. Ia tidak hanya ingin jadi jagoan lokal, tapi juga ingin berlaga di kancah nasional atau bahkan internasional.
"Narash memang punya jiwa petualang dan semangat eksplorasi. Yang penting buat kami, dia bahagia dan berkembang dengan caranya sendiri," kata Nissa.
Sementara anak-anak lain mungkin masih mencari-cari jati diri mereka, Narash sudah menemukan lintasan hidupnya dan ia mengayuh sepeda dengan mantap, penuh percaya diri, menembus batas demi batas yang ada.
Dan siapa tahu, suatu hari nanti, nama Narash Abraar Kaosgi akan terpampang di ajang X-Games, membawa nama Cimahi melesat tinggi lewat sepedanya yang melayang bebas di udara. (SAT)
0 Komentar