SURAT KABAR, CIMAHI – Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudhistira, menegaskan perlunya reformasi serius dalam infrastruktur literasi di Kota Cimahi.
Di tengah keterbatasan fasilitas dan masih bergantungnya Kota Cimahi pada perpustakaan sementara di kawasan Ramayana, ia mendorong pembangunan perpustakaan baru yang lebih representatif dan terintegrasi.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya jangka panjang Pemkot Cimahi dalam meningkatkan angka literasi masyarakat dan juga membangun sistem pendukungnya secara nyata.
“Sekarang kan masih di sementara yang perpustakaan di Ramayana, insyaallah kita akan bangun perpustakaan dengan yang lebih representatif dan men-support program-program literasi untuk meningkatkan angka literasi di Kota Cimahi,” ujar Adhitia usai menghadiri Festival Literasi Anak Hebat, Senin (16/6/2025).
Perpustakaan baru tersebut direncanakan akan dibangun di Jalan Aruman, berdekatan dengan Mal Pelayanan Publik (MPP), sekaligus menggantikan lokasi sementara saat ini.
Adhitia juga menyebut bahwa fasilitas ini akan digabungkan dengan depo arsip, sejalan dengan arahan dari Kementerian Kebudayaan dan Balai Arsip Nasional.
“Kemudian juga perpustakaan nanti diharapkan dapat bersatu dengan depo Arsip,” katanya.
Ia mengungkapkan, Pemkot Cimahi akan memperkuat komunikasi dengan kementerian terkait untuk mendorong realisasi program tersebut.
“Kita mau silaturahmi ke Kementerian Kebudayaan ya, untuk mem-follow up program hasanah tadi,” ujarnya.
Menurutnya, Cimahi memiliki banyak potensi budaya dan sejarah lokal yang belum dioptimalkan sebagai bahan literasi dan pengarsipan nasional.
“Ya karena di Cimahi ini banyak sekali hasanah-hasanah kebudayaan yang sebetulnya bisa menjadi aset untuk Kota Cimahi dan aset bagi bangsa Indonesia,” tambahnya.
Adhitia juga mendorong agar perluasan literasi dilakukan tidak hanya lewat fasilitas fisik seperti pojok baca, tapi juga lewat digitalisasi dan pemanfaatan teknologi seperti kecerdasan buatan.
“Oh tentu, pojok baca kan sekarang sudah ada dengan program polecer dan lain sebagainya. Kita akan boost terus, tapi jangan lupa sekarang sudah masuk ke era digital. Jadi kita fokus juga terhadap digitalisasi dan pemberdayaan artificial intelligence untuk peningkatan literasi di Cimahi,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Arsip Daerah (Disarda) Kota Cimahi, Dani Bastian, menyebut fasilitas pojok baca kini telah tersedia di sejumlah titik, seperti kantor kelurahan, kecamatan, hingga MPP dan gedung pemerintahan.
“Di MPP juga ada pojok baca ya, di perpustakaan mini, kemudian di gedung B ada. Jadi semua kita mencoba memfasilitasi dengan sekemampuan kami,” ujar Dani.
Ia juga menambahkan bahwa layanan perpustakaan keliling rutin dilakukan berdasarkan jadwal dan permintaan sekolah.
“Ini rutin, suka dilakukan ya, berdasarkan jadwal dan juga permintaan dari pihak sekolah,” imbuhnya.
Dani menyebut program pojok literasi kini juga dikembangkan melalui Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) yang telah menjangkau 11 kelurahan.
“Ya tadi ada kotak literasi, kemudian ada Transformasi Perpustakaan Berbasis Industri Sosial, itu ada 11 kelurahan yang sudah kita bantu ya. Per kelurahan itu, per TBIS itu ada sekitar 1.000 buku yang kita bantu, ya itu program dari pusat,” pungkasnya.
Melalui pendekatan sistematis dan kolaboratif ini, Wakil Wali Kota berharap ekosistem literasi di Cimahi tidak hanya tumbuh secara simbolik, tetapi juga melembaga dan berkelanjutan. (SAT)
0 Komentar