SURAT KABAR, CIMAHI - Di tengah cuaca ekstrem yang kerap melanda wilayah Cimahi, kehadiran relawan bencana menjadi ujung tombak penanganan situasi darurat.
Salah satunya datang dari Kelurahan Citeureup, Cimahi Utara, yang membentuk Pos Pengendalian Operasi (Posdalops) sebagai bagian dari respons kebencanaan sejak November 2024.
Sosok seperti Caca (51), relawan sekaligus staf kelurahan yang juga tergabung dalam Taruna Siaga Bencana (Tagana) sejak 2018, menjadi contoh nyata dedikasi tanpa pamrih di lapangan.
“Eksekusi ringan ya, asal bisa dilalui oleh kendaraan,” kata Caca saat ditemui pada Sabtu (24/5/26).
Seluruh aktivitas relawan ini, kata Caca, dilakukan tanpa menerima gaji ataupun insentif. Hanya dukungan logistik berupa makanan dari Lurah yang kadang tersedia.
“Relawan 100 persen tidak ada anggaran dari mana pun, kecuali dari lurah berupa logistik makanan. Kalau upah, tidak ada. Kan namanya juga relawan,” ujarnya tegas.
Posdalops Citeureup dibentuk menyikapi status siaga darurat bencana dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Namun, sebelum itu, para relawan sudah aktif dalam Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) tingkat kelurahan.
“Jadi ketika Posdalops dibentuk, kami sudah siap dengan orang-orangnya,” ungkap Caca.
Kekuatan utama dari Posdalops, menurutnya, bukan pada alat atau fasilitas melainkan sumber daya manusia yang memahami medan dan kondisi wilayah.
“Staff-nya punya kemampuan, paham kondisi, paham medan. Jadi bergerak itu bukan karena ada Posdalops duluan, tapi karena dari dulu kita sudah jalan,” lanjutnya.
Kolaborasi juga menjadi kunci. Relawan Posdalops berkoordinasi erat dengan perangkat kelurahan, Puskesmas, hingga Satuan Layanan Rujukan Terpadu (SLRT). Mereka memiliki kewenangan langsung untuk melakukan asesmen di lokasi bencana.
“Perangkat kelurahan itu yang kita turunkan salah satunya dari staf sarana-prasarana, kemudian juga dari Puskesmas dan SLRT. Mereka langsung mengasesmen di tempat,” terang Caca.
Asesmen pun langsung ditindaklanjuti. Setiap kebutuhan korban bencana dikomunikasikan dengan cepat ke dinas terkait, bahkan sebelum dokumen resmi disiapkan.
“Begitu membuat asesmen, langsung diajukan pada hari itu juga dan dikomunikasikan ke dinas terkait. Surat menyusul,” ujarnya.
Meski tantangan berat dan kelelahan kerap menyapa, relawan seperti Caca tak pernah surut. Semua dilakukan atas dasar panggilan hati.
“Itu panggilan jiwa mereka, kita panggilan hati untuk membantu masyarakat yang terkena bencana dan betul-betul membutuhkan bantuan dari kelurahan,” tutupnya. (SAT)
0 Komentar