SURAT KABAR, CIMAHI - Tingkat gemar membaca (TGM) masyarakat Kota Cimahi melonjak signifikan dalam tiga tahun terakhir.
Berdasarkan Data Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Disarda) mencatat, indeks TGM naik dari 43,05 pada 2022 menjadi 48,55 di 2023, dan kini menyentuh angka 54,57 pada 2024.
Lonjakan ini menunjukkan adanya pergeseran positif budaya membaca masyarakat.
Namun, Disarda menegaskan bahwa penguatan literasi tidak bisa hanya bertumpu pada sekolah dan institusi publik, melainkan harus berakar dari lingkungan keluarga.
“Keluarga merupakan segmen yang sangat tepat, karena dari sanalah minat baca bisa tumbuh. Peran perempuan juga sangat penting dalam mengembangkan literasi masyarakat melalui keluarga,” ujar Kepala Disarda Kota Cimahi, Dani Bastiani, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (3/10/2025).
Dani menjelaskan, pihaknya tengah mengintegrasikan program literasi dengan kegiatan komunitas maupun organisasi, termasuk Dharma Wanita Persatuan (DWP), agar literasi hadir secara menyeluruh.
Menurutnya, keluarga adalah fondasi yang akan memastikan budaya baca dapat berkelanjutan.
Selain penguatan di tingkat keluarga, Disarda juga bertransformasi mengikuti pola hidup digital masyarakat.
Melalui aplikasi E-Lib, warga Cimahi kini dapat mengakses berbagai bacaan secara daring, mulai dari buku pelajaran umum, pemerintahan, hingga buku resep masakan.
“Kami menangkap potensi dari penggunaan gawai yang sudah menjadi bagian hidup masyarakat. Lewat E-Lib, masyarakat bisa membaca buku digital sesuai minatnya,” jelas Dani.
Untuk memperkaya konten, Disarda bekerja sama dengan penyedia media digital. Koleksi bacaan yang ditawarkan dipilih berdasarkan tren minat masyarakat, khususnya generasi muda.
Pengukuran minat baca dilakukan melalui survei rutin yang menilai kebiasaan membaca, jumlah buku yang dibaca, hingga durasi membaca. Hasilnya, tren literasi Cimahi terus bergerak naik dari tahun ke tahun.
“Peningkatan ini memang menggembirakan, tapi kami tidak boleh puas. Strategi tetap harus disiapkan agar budaya baca semakin kuat, terutama dengan melibatkan keluarga sebagai fondasi,” tegas Dani.
Meski grafik literasi menunjukkan kemajuan, Dani mengingatkan adanya tantangan besar, menjaga konsistensi minat baca generasi muda di tengah dominasi gawai yang lebih banyak digunakan untuk hiburan.
“Perpustakaan harus lebih kekinian, bisa menarik minat anak-anak dan generasi muda agar membaca menjadi gaya hidup, bukan sekadar kewajiban,” tambahnya.
Dani optimistis, dengan kolaborasi pemerintah, komunitas, sekolah, dan keluarga, target peningkatan TGM pada 2025 bisa lebih optimal. (SAT)
0 Komentar