Arus Globalisasi Tantang Budaya Sunda, Cimahi Jawab dengan Pasanggiri Jaipong 2025

 

Arus Globalisasi Tantang Budaya Sunda, Cimahi Jawab dengan Pasanggiri Jaipong 2025

SURAT KABAR, CIMAHI - Seni tari Jaipong kembali menjadi sorotan publik setelah digelarnya Merdeka Fest #3 Pasanggiri Jaipong Tingkat Kota Cimahi 2025 yang berlangsung di Taman Kreatif Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Sabtu (27/9/2025). 

Ajang ini menjadi bukti nyata bahwa di tengah arus globalisasi, warisan budaya Sunda tetap memiliki tempat istimewa dan terus hidup melalui generasi muda.

Lurah Cibabat, Bambang Wahyu Purwasto, menegaskan pentingnya momentum tersebut dalam menjaga identitas budaya masyarakat Cimahi.

“Melalui acara seperti ini, kami melihat antusiasme masyarakat, terutama generasi muda, dalam melestarikan budaya daerah. Ini bukan hanya tentang mempertahankan tradisi, tapi juga menumbuhkan rasa bangga akan identitas budaya kita,” ujarnya.

Kegiatan yang diprakarsai oleh Karang Taruna Widya Karya Kelurahan Cibabat itu resmi dibuka oleh Kasi Kecamatan Cimahi Utara, Sulis, yang menyampaikan apresiasi tinggi terhadap panitia dan peserta. 

Menurutnya, Pasanggiri Jaipong bukan sekadar ajang kompetisi tari, melainkan wahana penting untuk menghidupkan kembali kesadaran budaya di tengah masyarakat.

“Ini suatu hal yang luar biasa bagi kita. Saya sangat mengapresiasi kerja keras panitia dan semua pihak Karang Taruna Kelurahan Cibabat yang telah menyelenggarakan acara ini,” ungkap Sulis.

Ia menambahkan, Jaipong adalah warisan budaya Sunda yang memiliki nilai luhur. 

Tantangan globalisasi kerap membuat generasi muda lebih akrab dengan budaya asing, sehingga ruang ekspresi seperti Pasanggiri Jaipong menjadi sangat strategis dalam memperkenalkan sekaligus memperkuat identitas budaya lokal.

“Pasanggiri Jaipong ini sangat positif dan bermakna, terutama dalam menjawab tuntutan era saat ini. Ini adalah bagian dari upaya konkret untuk menjaga esensi seni tari Jaipong tetap hidup dan berkembang,” kata Sulis.

Lebih jauh, Sulis menekankan bahwa kegiatan seni dan budaya tidak boleh berhenti pada seremoni tahunan. 

Ia berharap ada kesinambungan serta dampak nyata yang bisa dirasakan oleh masyarakat, khususnya kalangan pelajar.

“Harapan saya, kegiatan ini tidak hanya sukses secara pelaksanaan, tetapi juga melahirkan rekomendasi-rekomendasi positif yang bisa dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah, terutama para alumni yang punya peran besar dalam membentuk karakter generasi muda,” tuturnya.

Ia juga menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, sekolah, komunitas seni, dan masyarakat luas dalam menciptakan ruang hidup bagi budaya lokal. 

Dengan begitu, sambung Sulis, Jaipong bukan hanya menjadi tontonan, melainkan juga tuntunan yang menguatkan jati diri masyarakat Sunda di Kota Cimahi. (SAT)

Merdeka Fest #3 Pasanggiri Jaipong Cimahi 2025 pun menjadi penanda bahwa seni tradisional masih relevan dan mampu beradaptasi dengan zaman, selama ada komitmen bersama untuk terus menjaganya. (SAT)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar