Pemprov Jabar Perluas Sekolah Rakyat Terintegrasi, Target 16 Unit Tercapai Tahun Ini

Pemprov Jabar Perluas Sekolah Rakyat Terintegrasi, Target 16 Unit Tercapai Tahun Ini

SURAT KABAR, CIMAHI – Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan target ambisius membangun 16 Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) pada 2025. Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. 

Namun, di balik optimisme tersebut, mengemuka tantangan krusial, yaitu kesiapan sumber daya, keberlanjutan program, dan jaminan mutu pembelajaran.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, mengungkapkan hal itu saat menghadiri Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SRT 17 Kota Cimahi, yang berlokasi di Kantor Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Jalan Jenderal H. Amir Machmud No. 331, Cigugur Tengah, Jumat (15/8/2025).

“Dari 100 Sekolah Rakyat Terintisan atau Terintegrasi di Indonesia, Jawa Barat memiliki 13 sekolah. Salah satunya di Dinas Sosial, memanfaatkan bangunan milik Pemprov Jabar. Ada 4 kelas, 4 rombel, SMP 2 rombel, SMA 2 rombel,” ujarnya.

Jumlah siswa di SRT 17 Cimahi mencapai 100 orang, dengan dukungan 50 guru, kepala sekolah, dan wali asrama/wali asuh. Kurikulum di Jawa Barat diperkaya dengan muatan lokal Kepemimpinan Pancawaluya atau Generasi Pancawaluya.

“Selain 13 sekolah yang memanfaatkan bangunan Kementerian Sosial dan Pemda, ada juga milik kabupaten/kota yang direnovasi Kementerian PUPR dan kini beroperasi,” kata Herman.

Herman menambahkan, Kementerian Sosial telah menginformasikan rencana penambahan tiga sekolah lagi yang sedang dipersiapkan, termasuk proses renovasi dan rekrutmen siswa.

“Mudah-mudahan yang 3 akan segera tuntas, sehingga tahun ini Jawa Barat memiliki 16 Sekolah Terintegrasi,” ucapnya.

Saat ini, total siswa di 13 SRT Jawa Barat mencapai 1.380 orang, terdiri dari 75 siswa SD, 675 siswa SMP, dan 630 siswa SMA. Fasilitas yang tersedia diklaim lengkap: ruang kelas dengan peralatan belajar, laptop, laboratorium untuk SMP dan SMA, serta asrama dengan tempat tidur dan toilet yang memadai.

"Saya sudah cek, asrama lengkap, anak-anak dijamin betah,” ujarnya.

Meski demikian, Herman mengingatkan para guru, kepala sekolah, wali asuh, dan wali asrama agar memberikan perhatian khusus serta motivasi kepada siswa, terutama di awal masa tinggal di asrama.

“1-2 hari mungkin masih ingat rumah, tapi seminggu atau dua minggu kemudian diharapkan betah,” katanya.

Fasilitas makan diatur ketat, tiga kali sehari, dimasak khusus untuk 100 siswa.

“Dari sisi gizi, standar isi, dan kurikulum, ini luar biasa. Apalagi kami di Jawa Barat akan berikan tambahan muatan lokal,” ujarnya.

Seluruh kebutuhan dasar siswa ditanggung pemerintah, termasuk uang saku proporsional.

“Ya sekali-kali kan boleh mereka jajan, sama seperti anak-anak lainnya,” tambahnya. Sebagai dukungan tambahan, Gubernur Jawa Barat memberikan stimulus Rp20 juta untuk siswa SRT 17 Cimahi.

Namun, di tengah semangat memperluas akses pendidikan, ujian terbesar program ini tetap pada kualitas pengajaran, kapasitas tenaga pendidik, serta keberlanjutan pendanaan. 

Tanpa penguatan di aspek-aspek tersebut, target 16 sekolah berisiko hanya menjadi capaian angka, bukan lompatan mutu bagi masa depan generasi penerus Jawa Barat. (SAT)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar