Wisatawan Asal Jabar Tertinggi di Indonesia, Tapi Bogor Justru Belum Maksimalkan Potensi Wisata Masuk

Wisatawan Asal Jabar Tertinggi di Indonesia, Tapi Bogor Justru Belum Maksimalkan Potensi Wisata Masuk

SURAT KABAR - Kabupaten Bogor tercatat sebagai daerah asal wisatawan domestik (Wisatawan Nusantara/Wisnus) tertinggi di Indonesia menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), April 2025.

Meski mencatat 3,50 juta perjalanan keluar daerah, data itu justru membuka pertanyaan besar: bagaimana dengan potensi wisatawan yang masuk ke Bogor?

Provinsi Jawa Barat memimpin pergerakan wisata domestik nasional dengan total 24,12 juta perjalanan, atau setara 18,76 persen dari total perjalanan Wisnus nasional. 

Kabupaten Bogor menjadi kontributor terbesar dengan 3,50 juta perjalanan, disusul Kabupaten Bekasi (2,62 juta) dan Kota Bekasi (2,10 juta). 

Namun, data tersebut hanya mencerminkan mobilitas keluar masyarakat, bukan kunjungan wisatawan ke daerah tersebut.

Plt Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Ria Marlisa, mengkritisi metode pencatatan BPS yang dinilai belum menyentuh potensi masuknya wisatawan.

“Dari data BPS kan hanya mencatat yang kita keluar saja. Tapi belum mencatat yang ke luar ke kita,” kata Ria saat ditemui di Pakansari, Jumat (20/6/2025).

Padahal menurut Ria, Kabupaten Bogor terutama kawasan Puncak menjadi magnet kuat bagi wisatawan dari luar daerah.

“Jadi kami informasikan, dari luar pun banyak yang datang ke Kabupaten Bogor. Tiap libur panjang atau akhir pekan, ribuan orang datang,” tegasnya.

Kondisi ini memperlihatkan adanya gap antara data resmi dan realitas di lapangan, yang pada akhirnya bisa memengaruhi arah kebijakan pengembangan pariwisata lokal. 

Di tengah euforia angka kunjungan keluar, pemerintah daerah justru harus membenahi strategi menarik wisatawan masuk.

Ria menjelaskan bahwa pihaknya telah mengupayakan sejumlah langkah untuk memperkuat daya tarik wisata lokal. Salah satunya adalah melalui Festival Desa Wisata dalam rangkaian acara Kabgorfest 2025.

“Festival desa wisata itu untuk menginformasikan ke masyarakat bahwa ada titik-titik tertentu di desa yang bahkan sudah sampai ke luar negeri pameran desa wisatanya,” ungkapnya.

Upaya lain yang dilakukan mencakup mendukung desa-desa yang memiliki potensi sejarah dan edukasi untuk menjadi destinasi wisata, serta merapikan situs-situs cagar budaya agar layak dikunjungi.

“Sehingga itu bisa menjadi objek wisata budaya juga. Insya Allah bisa lebih diperkenalkan lagi,” ujar Ria.

Hingga pertengahan Mei 2025, Ria mengklaim sudah ada 4–5 juta pengunjung yang masuk ke Kabupaten Bogor. Targetnya, kunjungan wisata bisa mencapai 13 juta hingga akhir tahun.

“13 Juta, data sekarang ini hampir 4-5 juta. Ini kan sudah sampai pertengahan Mei ya, jadi biasanya pertengahan tahun kalau kita targetkan 13 juta berarti sudah ada 50 persennya tercapai,” katanya.

Data ini menunjukkan antusiasme masyarakat untuk berwisata sangat tinggi baik keluar maupun masuk Bogor. Namun, absennya data wisatawan masuk dari catatan resmi BPS menjadi catatan penting bagi validitas perencanaan pariwisata. 

Ke depan, sinkronisasi data dan penguatan destinasi lokal akan menjadi kunci bagi Bogor agar tak hanya menjadi penyumbang wisatawan, tapi juga tujuan wisata utama. (SAT)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar