Kualitas Udara Cimahi Masih Baik, Tapi Polusi Roda Dua Jadi Ancaman Serius

Kualitas Udara Cimahi Masih Baik, Tapi Polusi Roda Dua Jadi Ancaman Serius (Sumber: motorexpertz)

SURAT KABAR, CIMAHI - Meski kualitas udara di Kota Cimahi masih tergolong baik, kendaraan bermotor terutama roda dua menjadi penyumbang polusi terbesar. Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Penaatan Hukum Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, Ario Wibisono, saat ditemui di kantornya, Selasa, 17 Juni 2025.

“Berdasarkan data dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan juga WHO yang kami peroleh, penyumbang polusi terbesar adalah kendaraan bermotor,” kata Ario. 

Ia menekankan bahwa jumlah kendaraan roda dua di Jawa Barat sangat besar dan belum bisa dijangkau oleh program uji emisi secara optimal.

“Nah ini yang belum bisa dijangkau oleh uji emisi kita. Karena ketentuannya untuk uji emisi roda dua ini saya belum terima detailnya. Makanya kita lakukan kemarin uji emisi untuk kendaraan roda empat atau lebih dulu,” ujarnya.

Ario menyoroti pentingnya kesadaran bersama untuk merawat kendaraan pribadi. Menurutnya, minimal untuk memastikan kendaraan yang ada di rumah masing-masing itu terawat dengan baik. 

"Selain menjamin keselamatan kita sebagai pengguna, emisi gas buangnya juga pasti sesuai baku mutu,” katanya.

DLH Cimahi sendiri telah melakukan uji emisi selama tiga hari berturut-turut untuk mendapatkan gambaran kondisi emisi kendaraan roda empat, baik yang berbahan bakar diesel maupun bensin. Namun, data yang dikantongi menunjukkan bahwa 30 persen lebih polusi udara dari kendaraan bermotor berasal dari roda dua.

Ia menekankan bahwa kualitas udara tidak bisa dilihat hanya dari batas administratif Cimahi semata, karena kota ini berada di kawasan Bandung Raya atau Cekungan Bandung yang kualitas udaranya saling berkaitan.

“Kadang di kita penyebab polusinya rendah, industrinya sedikit, kendaraannya sedikit. Namun kalau di Kota Bandung tinggi, Bandung Barat tinggi, imbasnya Cimahi tetap kena," ujar Ario.

Ario juga menanggapi hasil pemantauan kualitas udara berbasis aplikasi digital yang tersedia di ponsel. Menurutnya, aplikasi tersebut menggunakan data dari satelit cuaca dan memberikan gambaran umum yang tidak bisa dibatasi oleh wilayah administratif.

“Saya tidak bilang kurang akurat atau tidak bisa menggambarkan kualitas udara secara keseluruhan di Kota Cimahi. Namun kenyataannya memang yang disajikan oleh aplikasi tersebut adalah gambaran umum wilayah yang tidak bisa dibatasi,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menyebut bahwa kualitas udara Cimahi memang masih tergolong baik, namun pada jam-jam sibuk dan di wilayah ramai, peningkatan indikator polutan tetap terjadi. 

“Kalau saya tidak salah, kualitasnya masih baik tapi agak berisiko untuk kelompok sensitif,” katanya.

“Dan biasanya kalau siang hari atau jam sibuk memang seperti itu. Apalagi kalau kita berada di kawasan keramaian atau pinggir jalan raya,” tandas Ario. (SAT)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar