Jelang Idul Adha, Pedagang di Gegerkalong Bandung Jual Domba Qurban Mulai Rp 2,3 Juta, Permintaan Naik di Tengah Daya Beli Lesu

Geliat penjualan hewan qurban mulai terlihatdi sejumlah titik di Kota Bandung. Salah satunya di lapangan parkir sepak bola Jalan Pak Gatot Raya, KPAD Gegerkalong

SURAT KABAR, BANDUNG – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah yang diperkirakan jatuh pertengahan Juni 2025, geliat penjualan hewan qurban mulai terlihatdi sejumlah titik di Kota Bandung. Salah satunya di lapangan parkir sepak bola Jalan Pak Gatot Raya, KPAD Gegerkalong, yang disulap menjadi pasar musiman hewan qurban.

Lapak penjualan tersebut menawarkan berbagai jenis domba dengan bobot dan harga yang bervariasi. Berdasarkan pantauan Surat Kabar pada Rabu (4/6/2025), harga domba dibanderol mulai dari Rp 2,3 juta untuk bobot hidup 20–23 kilogram. Semakin besar bobot hewan, semakin tinggi pula harganya.

“Domba yang kami jual insya Allah sehat dan sesuai syariat. Sudah dicek dokter hewan juga,” ujar Asep (55), pengelola lapak hewan qurban di lokasi tersebut.

Untuk bobot 24–28 kilogram, harga domba berkisar antara Rp 2,7 juta hingga Rp 3 juta. Sementara itu, kategori domba berbobot 30–33 kilogram dibanderol Rp 3,1 juta sampai Rp 3,5 juta. Domba dengan bobot 34–38 kilogram dijual antara Rp 3,6 juta hingga Rp 3,9 juta. 

Domba berbobot 38–42 kilogram dihargai Rp 3,9 juta sampai Rp 4,3 juta. Adapun bobot besar 45–50 kilogram dipatok Rp 5 juta hingga Rp 5,5 juta, dan untuk domba jumbo seberat 60–65 kilogram, harganya mencapai Rp 6 juta sampai Rp 6,5 juta.

“Dari yang kecil sampai jumbo kami sediakan, supaya masyarakat bisa menyesuaikan dengan anggaran. Ada juga pembeli kolektif, misalnya patungan tujuh orang untuk beli sapi,” tutur Asep.

Ia mengatakan, tahun ini permintaan domba qurban meningkat sejak awal Juni, bahkan optimistis lebih dari 150 ekor domba yang ia sediakan akan habis terjual sebelum akhir hari tasyrik.

“Kalau dibanding tahun lalu, antusiasme lebih tinggi. Mungkin karena kondisi ekonomi mulai membaik dan orang-orang ingin lebih banyak berbagi,” ungkapnya.

Asep menjelaskan, mayoritas hewan qurban yang dijualnya berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat. “Kalau kambing dari Garut, Padalarang, Sumedang, Tasik. Sapi dari Jawa dan Madura,” jelasnya.

Ia juga memaparkan kriteria domba yang dijual sudah memenuhi standar usia untuk qurban. “Usianya variatif, mulai dari satu tahun, satu setengah tahun, dua tahun sampai empat tahun. Semua sudah layak,” katanya.

Namun demikian, Asep mengakui penjualan tahun ini tidak sepenuhnya mudah. Persaingan yang semakin ketat dan menurunnya daya beli masyarakat menjadi tantangan tersendiri.

“Sekarang banyak pesaing. Ekonomi masyarakat juga lagi berat. Harga barang naik terus, tapi daya beli turun,” beber Asep.

Sebagai strategi untuk menarik minat pembeli, ia mengandalkan kualitas dan kebersihan hewan yang dijual. “Barang harus bagus, bersih, jeung tong mahal teuing (dan jangan terlalu mahal),” ujarnya sambil tersenyum.

Ia juga mengaku mengupayakan promosi sederhana, seperti diskon, serta menjamin kelayakan dan kesehatan hewan qurban. “Promosinya biasa aja, kaya diskon. Tapi kami jamin kualitas hewan qurban di sini sangat layak dan sehat,” tegasnya.

Terkait pemeriksaan hewan, Asep menyebut pihaknya telah mendapatkan kunjungan dari Dinas Kesehatan dan dokter hewan. “Yang datang dari dinas kesehatan kota beserta dokter hewannya. Tapi biasanya cuma periksa satu dua ekor, yang lain dikasih kalung tanda sehat,” tuturnya sambil tertawa kecil.

Asep berharap, penjualan hewan qurban tahun ini bisa berjalan lancar dan masyarakat bisa berqurban dengan nyaman.

“Mudah-mudahan semuanya laku, masyarakat senang, dan hewan qurbannya bisa jadi ibadah yang diterima Allah SWT,” pungkasnya. (SAT)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar