SURAT KABAR, CIMAHI – Suara sirine menggema tiba-tiba di kawasan Cimahi Techno Park (CTP), Jalan Baros Utama, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, pada Kamis, 22 Mei 2025.
Suara itu bukan peringatan nyata, tapi bagian dari simulasi bencana yang diselenggarakan Pemerintah Kota Cimahi dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Nasional yang jatuh setiap 26 April.
Kepanikan pun tampak realistis. Puluhan orang tampak berhamburan keluar dari gedung CTP yang sejatinya menjadi hub sinergi antar lembaga IPTEK (Academic Business Government Community-Media). Mereka melakukan evakuasi sesuai prosedur tanggap darurat gempa bumi.
Deretan mobil ambulans, personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, petugas kepolisian, hingga forum kebencanaan Kota Cimahi turut serta dalam skenario evakuasi.
Beberapa orang ‘korban’ luka dievakuasi menggunakan tandu dan dibawa ke ambulans untuk penanganan medis. Puluhan lainnya diarahkan ke titik kumpul di depan Gedung CTP.
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menegaskan bahwa simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana, khususnya gempa bumi yang rawan terjadi di wilayah Cimahi.
"Ini merupakan kegiatan simulasi jika terjadi bencana, seperti gempa bumi di Kota Cimahi," kata Ngatiyana saat ditemui di lokasi.
Menurutnya, simulasi ini penting agar masyarakat tidak panik saat bencana benar-benar terjadi. Masyarakat diharapkan tahu apa yang harus dilakukan, mulai dari proses evakuasi hingga pemberian pertolongan pertama.
"Jadi masyarakat tahu langkah dan penanganan yang harus dilakukan terhadap korban bencana apakah harus dibawa ke rumah sakit atau bisa ditangani secara langsung," lanjutnya.
Ngatiyana menambahkan, wilayah Cimahi berada dalam jangkauan potensi gempa akibat aktivitas Sesar Lembang. Ancaman ini tidak bisa diprediksi kapan terjadi, tapi mitigasi tetap harus disiapkan sejak dini.
"Mudah-mudahan tidak terjadi, tapi tetap sedia payung sebelum hujan. Jika hal itu terjadi, kita sudah memberikan ilmu kepada masyarakat tentang mitigasi bencana agar bisa memberikan pertolongan pertama," jelasnya.
Soal logistik, pihaknya memastikan bahwa BPBD Cimahi telah siap dengan segala perlengkapan darurat.
"Makanan, minuman, dapur umum dan semuanya sudah siap di BPBD," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa seluruh stakeholder kebencanaan di Cimahi harus bergerak cepat dan satu suara dalam merespons kondisi darurat.
"Selain itu, dalam mengatasi bencana semuanya satu suara segera bergerak melakukan pertolongan pertama kepada korban di tempat yang terkena bencana," tegas Ngatiyana.
Upaya mitigasi lainnya juga dilakukan, termasuk dukungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jawa Barat. Relawan juga disiapkan untuk membantu penanganan di lokasi terdampak.
"Upaya yang kita lakukan, yakni dengan menentukan titik kumpul untuk penyelamatan pertama. Termasuk, jalur evakuasi dan marka bencana juga dipasang di tempat-tempat rawan," pungkasnya.
Simulasi ini bukan hanya bentuk kesiapan teknis, tapi juga pengingat bahwa bencana bisa datang kapan saja, dan kesiapan adalah kunci utama untuk menyelamatkan nyawa. (SAT)
0 Komentar