CIMAHI, SURAT KABAR – Banjir yang masih terus menghantui sejumlah wilayah di Kota Cimahi kembali muncul sebagai keluhan paling mendesak dalam kegiatan reses Anggota DPRD Kota Cimahi, Aida Cakrawati Konda, di RW 16 Kelurahan Leuwigajah, Cimahi Selatan, Sabtu (22/11/25).
Dalam forum reses yang dihadiri sekitar 250 warga tersebut, persoalan lingkungan khususnya banjir akibat saluran air tersumbat mendominasi aspirasi warga.
Masalah ini dinilai tidak hanya terjadi saat hujan deras, tetapi juga menunjukkan bahwa pengelolaan sampah dan sistem drainase belum berjalan sebagaimana yang diharapkan masyarakat.
Aida menyebut bahwa banjir di lingkungan pemukiman selama ini kerap muncul karena saluran air sudah tidak lagi mampu menampung debit air, terutama ketika sampah menutup aliran yang seharusnya mengalir lancar.
“Banjir terjadi karena saluran air tersumbat, dan sampah belum dikelola dengan benar,” ujarnya setelah kegiatan reses.
Sebagai langkah konkret, politisi dari Fraksi Demokrat ini mendorong masyarakat memulai perbaikan dari lingkup terdekat, seperti membuat lubang biopori dan membiasakan diri memilah sampah rumah tangga.
Menurutnya, upaya kecil dari rumah masing-masing ini dapat berdampak besar jika dilakukan secara konsisten dan masif di lingkungan pemukiman.
“Saya juga membuat biopori di halaman rumah, dan hasilnya sangat baik,” tutur Aida.
Selain menitikberatkan pada partisipasi aktif warga, ia juga menegaskan bahwa pemerintah harus memastikan jadwal pengangkutan sampah berjalan teratur dan didukung dengan perencanaan yang lebih baik.
Ia menilai bahwa banjir tidak boleh menjadi masalah rutin yang terus diulang dari tahun ke tahun tanpa percepatan penyelesaian.
“Kami akan bekerja sama dengan pemerintah, dan kami berharap masyarakat juga berperan aktif,” kata Aida.
Ia menegaskan seluruh masukan yang disampaikan warga akan dibawa ke meja pembahasan dan ditindaklanjuti sesuai mekanisme di DPRD.
Aida ingin aspirasi warga bukan hanya terdengar sebagai keluhan, tetapi benar-benar menjadi dasar pembentukan kebijakan yang mempercepat solusi.
“Saya berharap langkah ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah serta mempercepat penyelesaian berbagai permasalahan lingkungan di Kota Cimahi,” harapnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa banjir tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga kedisiplinan kolektif dalam menjaga lingkungan.
Aspirasi warga, menurut Aida, menjadi alarm penting bagi pemerintah agar lebih responsif dalam memastikan bahwa penanganan banjir tidak sebatas seremonial, melainkan diarahkan pada perbaikan nyata yang bisa dirasakan langsung masyarakat. (SAT)




Posting Komentar
Posting Komentar