Mahasiswa KKN IKIP Siliwangi Turun Tangan Tangani Sampah di Cimahi, Harap Tak Perlu Lagi "Gerakan Punggut Sampah"

Mahasiswa KKN IKIP Siliwangi Turun Tangan Tangani Sampah di Cimahi, Harap Tak Perlu Lagi "Gerakan Punggut Sampah"

SURAT KABAR, CIMAHI - Persoalan sampah masih menjadi pekerjaan rumah besar di sejumlah wilayah Kota Cimahi. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari IKIP Siliwangi pun turun tangan, ikut mengedukasi warga soal pentingnya pengelolaan sampah lewat kolaborasi dengan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Cibeureum.

Kegiatan bertajuk Gerakan Punggut Sampah (GPS) dan santunan rakyat ini digelar dalam rangka peringatan HUT ke-25 LPM Cimahi. Bagi para mahasiswa, kegiatan ini bukan sekadar program wajib kampus, tapi juga bentuk nyata pengabdian ke masyarakat.

“Alhamdulillahirobbilalamin, karena dari kampus juga memberikan penugasan mengenai pemilahan dan pengelolaan sampah, kami senang sekali bisa ikut dilibatkan dalam acara ini,” ujar Lutfia Apriani Salsabila, perwakilan mahasiswa IKIP Siliwangi yang mengikuti kegiatan tersebut di Kelurahan Cibeureum, Senin (21/7/25).

Ia menambahkan, partisipasi mahasiswa KKN dalam kegiatan ini menjadi bagian dari pelaporan tugas sekaligus wadah untuk memperkenalkan diri dan menunjukkan kontribusi mereka kepada masyarakat.

Namun, Lutfia tak menutup mata bahwa masih ada tantangan besar yang dihadapi dalam penanganan masalah sampah di lingkungan setempat.

“Untuk kendalanya, mungkin belum kompaknya warga dalam menjaga kebersihan. Karena itu, masih perlu adanya program-program seperti GPS ini. Masih banyak warga yang belum sadar soal pentingnya kebersihan dan pemilahan sampah,” jelasnya.

Menurutnya, edukasi kepada masyarakat tidak bisa hanya sekali dilakukan. Perlu pendekatan berkelanjutan agar pola pikir dan kebiasaan warga bisa benar-benar berubah. Ia berharap, di masa depan, masyarakat bisa lebih mandiri dan sadar menjaga kebersihan lingkungan tanpa harus diawasi atau dibimbing terus menerus.

“Harapannya, ke depan tidak ada lagi acara Gerakan Punggut Sampah, karena warga sudah sadar akan pentingnya menjaga kebersihan. Tidak perlu dipantau lagi oleh LPM ataupun pemerintah,” harap Lutfia.

Ia menambahkan bahwa keterlibatan warga yang lebih aktif dan sadar akan memudahkan semua pihak dalam menciptakan lingkungan bersih dan sehat.

Selama pelaksanaan kegiatan, banyak momen yang meninggalkan kesan mendalam bagi para mahasiswa. Salah satunya adalah kedekatan yang terjalin dengan para pengurus LPM dan warga setempat.

“Yang paling berkesan itu bisa kenal dengan bapak-bapak dan ibu-ibu LPM juga Kelurahan Cibeureum yang sangat baik, sangat membantu kami dalam melaksanakan program kerja. Mereka juga aktif mengajak kami bekerja sama,” ungkapnya.

Namun, pengalaman menarik juga tak lepas dari tantangan lapangan. Lutfia bercerita soal pengalaman menghadapi bau sampah hingga kejadian-kejadian lucu yang tak terduga.

“Saat pelaksanaan GPS, banyak kejadian lucu, seperti menemukan sampah yang bau banget, bahkan kadang ada kotoran kucing. Tapi kami tetap semangat, apalagi melihat contoh dari bapak-bapak LPM yang turun langsung,” kenangnya.

Saat ini, sekitar 250 mahasiswa IKIP Siliwangi sedang melaksanakan program KKN di Kelurahan Cibeureum. Program berlangsung selama 3 bulan, sejak Juni hingga akhir September, berbarengan dengan kegiatan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di sekolah-sekolah, mengingat latar belakang kampus mereka sebagai institusi pendidikan keguruan.

“Pelaksanaannya berbarengan dengan PPL. Jadi kami harus sanggup karena selain pengabdian ke masyarakat, kami juga mengajar ke sekolah. Itu jadi tantangan tersendiri,” pungkas Lutfia.

Kolaborasi antara mahasiswa, LPM, dan pemerintah kelurahan diharapkan bisa menjadi contoh sinergi dalam menyelesaikan isu lingkungan, khususnya dalam membangun kesadaran kolektif menjaga kebersihan. (SAT)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar