Penanganan Bencana, BPBD Kota Cimahi Terkendala Personel Minim

Penanganan Bencana, BPBD Kota Cimahi Terkendala Personel Minim
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Cimahi, Fitriandy Kurniawan

SURAT KABAR, CIMAHI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi tengah menyiapkan logistik untuk kebutuhan tanggap darurat bencana alam.Namun di balik kesibukan itu, persoalan mendasar mencuat, jumlah personel khusus penanggulangan bencana masih jauh dari kata ideal.

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Cimahi, Fitriandy Kurniawan mengatakan, persediaan buffer stock atau stok wajib penanganan bencana yang terdiri dari permakanan, sandang, dan perlengkapan lainnya kini sedang dalam proses pengadaan.

"Untuk tanggap bencana alam sekarang, posisinya karena masih dari tahun lalu, buffer stock itu persediaan wajib yang harus disediakan pada saat akhir anggaran, yaitu 20 persen," ujarnya saat ditemui, Selasa, (6/5/25).

Ia menambahkan,seperti halnya makanan, sandang, kemudian logistik buat peralatan yang lain itu memang posisinya sedang pengadaan. Ia menuturkan, dalam waktu dekat stok logistik akan kembali terpenuhi secara maksimal. 

"Jadi tidak lama lagi akan ke 100 persen lagi. Persiapan untuk sandang, pangan, kemudian hal obat-obatan tidak, tapi pakaian bayi, pakaian, sarung segala macam, kita sediakan sekarang," katanya.

BPBD Cimahi menegaskan, efisiensi anggaran tidak menyentuh sektor logistik. Pos-pos anggaran lain seperti perjalanan dinas dan pengadaan pakaian dinas justru yang dikurangi.

Terkait ogistik, lanjutnya, tidak sentuh untuk efisiensi, karena logistik itu penting untuk kesiapan dalam tanggap bencana alam. 

"Kita efisiensi itu lebih kepada perjalanan dinas tentunya, kemudian pengadaan pakaian dinas, kemudian juga rapat-rapat, jumlah standar rapat kita kurangi," imbuhnya.

Ia melanjutkan, logistik tidak ada yang kurangi. Menurut Fitriandy salah satu persiapan elemen dalam melaksanakan tanggap darurat bencana, yaitu penyerahan logistik tanggap bencana.

Meski logistik disiapkan, jumlah personel menjadi tantangan besar. Dari total 36 orang yang bertugas di BPBD Cimahi, hanya 10 orang yang merupakan personel operasional tanggap darurat bencana.

"Personel BPBD termasuk administrasi itu 36 orang. Namun untuk penanganan bencana, yang  'oranye asli'  itu sekitar 10 orang. Itu dibantu dengan 4 orang atau 5 orang termasuk saya dalam pelaksanaan tanggap bencana. Ini memang kelihatan kecil," kata Fitriandy.

Menurut kajian yang dilakukan Inspektorat, idealnya Kota Cimahi membutuhkan sedikitnya 30 petugas tanggap darurat. Angka tersebut didasarkan pada pembagian kerja tiga regu, masing-masing terdiri dari 10 orang.

"Sesuai dengan kajian yang dilaksanakan oleh Inspektorat, bahwa kita itu minimal butuh 30 orang, terbagi 3 regu, 1 regu 10 orang. Jadi penanganannya jadi lebih lancar," ujarnya menegaskan.

Kondisi ini menjadi peringatan penting bagi pemerintah daerah, mengingat Kota Cimahi termasuk wilayah rawan bencana, seperti banjir dan angin kencang. 

"Minimnya sumber daya manusia di tengah upaya menjaga ketersediaan logistik menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan menjelang puncak musim hujan," tutupnya. (SAT)

Posting Komentar

0 Komentar