BPBD Cimahi Identifikasi 10 Ancaman Bencana, Siapkan Rencana Kontinjensi dan Tim Reaksi Cepat

Redaksi
0
BPBD Cimahi update KRB 2024 mitigasi bencana
BPBD Kota Cimahi memperbarui Kajian Risiko Bencana (KRB) untuk mitigasi bencana yang lebih efektif


CIMAHI, SURAT KABAR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi terus memperkuat mitigasi bencana melalui Kajian Risiko Bencana (KRB) yang diperbarui setiap dua tahun sesuai amanat undang-undang. 


Tahun 2024, KRB Cimahi mengalami revisi signifikan dengan penambahan jenis ancaman dari sebelumnya lima menjadi sepuluh.  


Kepala Pelaksana BPBD Cimahi, Fithriandy, menjelaskan KRB menjadi dokumen wajib yang menyajikan peta kerawanan, jenis ketahanan, dan strategi mitigasi bencana.


"KRB ini menjadi landasan utama, diikuti dokumen lainnya seperti RPB (Rencana Penanganan Bencana), RPKB (Rencana Penanganan Kedaruratan Bencana), dan rencana operasi. Semua ini direvisi setiap dua tahun," ujarnya pada Senin (18/11/2024).  


Ancaman yang sebelumnya mencakup banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, longsor dan kekeringan kini bertambah lima, termasuk kegagalan teknologi, kerawanan kebakaran kawasan, dan debu vulkanik.


"Totalnya kini menjadi 10 jenis ancaman. Ini menunjukkan betapa pentingnya kesiapan kita dalam menghadapi berbagai kemungkinan bencana," tambahnya.  


Dalam menghadapi ancaman tersebut, BPBD Cimahi juga tengah menyusun Rencana Kontinjensi (Renkon) yang mencakup langkah-langkah sebelum, saat, dan setelah bencana. 


"Misalnya, bila terjadi gempa bumi atau debu vulkanik akibat letusan gunung, kita sudah memiliki SOP yang jelas untuk penanganan," terang Fithriandy.  


Selain itu, BPBD Cimahi telah membentuk Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRCPB) yang anggotanya melibatkan berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta lembaga di luar pemerintah, seperti PLN, Telkom, dan provider telekomunikasi swasta.  


"Bila terjadi gangguan komunikasi, misalnya sambungan seluler terputus, provider yang tergabung dalam TRCPB wajib segera menangani masalah tersebut untuk mengembalikan situasi ke kondisi normal," jelasnya.  


Dengan mitigasi yang semakin menyeluruh, Fithriandy berharap masyarakat Cimahi dapat hidup lebih aman dari risiko bencana. 


"Kerentanan itu adalah kapasitas berbanding ancaman. Semakin baik mitigasi yang dilakukan, semakin aman masyarakat kita," tutupnya.

Baca Juga

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)