Komisi III DPRD KBB Pastikan Perbaikan Jalan dan Air Bersih untuk Warga Cikahuripan

Ketua Komisi III DPRD KBB, Pither Tjuandys saat Reses di Desa Cikahuripan

SURAT KABAR, KBB - Permasalahan infrastruktur dan krisis air bersih di Desa Cikahuripan, Kabupaten Bandung Barat (KBB), menjadi sorotan serius Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. 

Desa yang terletak di wilayah perbukitan ini menghadapi dampak besar akibat perubahan fungsi lahan dan curah hujan tinggi, yang sering memicu tanah longsor dan banjir bandang. Kondisi tersebut tak hanya merusak jalan dan rumah warga, tetapi juga mengancam keselamatan masyarakat di sekitar lokasi rawan bencana.

Ketua Komisi III DPRD KBB, Pither Tjuandys, mengungkapkan bahwa berbagai permasalahan di Desa Cikahuripan masih berkutat pada persoalan klasik, mulai dari kerusakan infrastruktur, rumah tidak layak huni (rutilahu), hingga masalah pengelolaan sampah dan air bersih.

“Maka dengan masyarakat, ini di desa Cikahuripan KBB. Tentunya penjelasan saya adalah yang berada di komisi tiga membidang infrastruktur, air bersih, lingkungan hidup, dan rutilahu. Ternyata banyak kesulahan masyarakat tadi itu lebih banyak kepada rutilahu, kepada jalan dan juga sampah,” ujarnya saat ditemui di kantor Desa Cikahuripan, Jumat (17/10/2025).

Menurut Pither, Komisi III akan segera menindaklanjuti seluruh keluhan masyarakat dengan melibatkan dinas teknis terkait. Ia menegaskan bahwa infrastruktur menjadi fokus utama karena berdampak langsung terhadap mobilitas, ekonomi, dan kesejahteraan warga.

“Ini akan kita tindak lanjut bersama dinas sehingga ini bisa benar-benar ditampilkan kepada masyarakat. Yang menjadi prioritas itu sekarang adalah masalah infrastruktur prioritas,” katanya.

Selain infrastruktur jalan, air bersih juga menjadi kebutuhan mendesak bagi warga. Menurutnya, sebagian besar warga masih mengandalkan sumber air alami yang tidak stabil, terutama saat musim kemarau. Kondisi ini membuat akses terhadap air bersih menjadi hal yang sangat krusial.

“Air bersih vital dan menjadi prioritas. Begitu pula rutilahu itu menjadi skala prioritas bagi yang benar-benar membutuhkan, terutama bagi warga yang masih tinggal di rumah bilik atau rumah panggung,” tuturnya.

Tak hanya soal fisik pembangunan, Komisi III juga mendorong pembinaan kegiatan sosial dan kepemudaan agar masyarakat tetap aktif dan produktif. 

“Yang selanjutnya adalah seragam karang taruna dan turnamen voli sebagai bentuk memberikan kesibukan dan aktivitas bagi anak-anak muda untuk berolahraga, kita ayomi di dalam kegiatan seperti ini,” tambah Pither.

Dari hasil tinjauan lapangan, ia menilai bahwa DesaCikahuripan memiliki persoalan menarik dan kompleks, terutama dalam hal infrastruktur desa yang sebagian besar masih rusak parah. Jalan-jalan di kawasan seperti Manoko dan Naikat disebutnya masih sulit diakses akibat kondisi yang memprihatinkan.

“Kalau kita lihat ke atas, banyak sekali jalan desa yang rusak. Itu yang memang benar-benar harus diperhatikan. Namun, kita dibatasi oleh aturan. Jalan desa menjadi tanggung jawab desa, bukan APBD Bandung Barat, dan ini menjadi ganjalan bagi kami,” jelasnya.

Sebagai solusi, pihaknya tengah mendorong pembuatan Peraturan Bupati (Perbup) tentang jalan desa. Regulasi ini diharapkan dapat membuka ruang bagi pemerintah daerah untuk turut memberikan bantuan keuangan dari APBD bagi perbaikan infrastruktur di tingkat desa.

“Kalau nanti Perbup itu ditandatangani bupati, maka jalan desa bisa dibiayai oleh APBD. Berarti jalan desa pun kita bisa bantu lewat anggaran daerah. Kalau tidak, maka tetap menjadi tanggung jawab pusat,” katanya.

Terkait anggaran, Pither mengungkapkan bahwa untuk rencana pembangunan tahun 2026, Komisi III bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUPR) telah menyusun rencana dengan total anggaran sementara sekitar Rp2,05 miliar untuk tiga kecamatan.

“Dalam perencanaan sementara tahun 2026, kita baru membuat kalau tidak salah Rp2.050.000.000. Untuk sementara, yang sudah masuk ke dalam Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) adalah angka itu,” ujarnya.

Ia juga menyinggung proyek jalan yang sempat menjadi sorotan publik beberapa waktu lalu. “Untuk yang kemarin sempat viral itu, kita anggarkan Rp4,8 juta, sekarang diterapkan kurang lebih Rp2 miliar. Jadi perubahan anggaran Rp2 miliar kita luncurkan untuk menjawab keinginan masyarakat, dan itu sudah disetujui oleh bupati,” jelasnya.

Pither memastikan bahwa Komisi III DPRD KBB bersama Dinas PUPR telah memasukkan seluruh program prioritas tersebut dalam perencanaan perubahan anggaran, agar pembangunan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat dapat segera terealisasi.

“Komisi tiga sudah menganggarkan bersama-sama PUPR dan sudah masuk dalam perencanaan penyetapan pada perubahan ini,” pungkasnya. (SAT)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar