Cimahi Tampil di Panggung Global, Budaya Jadi Senjata Lunak Diplomasi Ilmiah

Cimahi Tampil di Panggung Global, Budaya Jadi Senjata Lunak Diplomasi Ilmiah

SURAT KABAR, CIMAHI – Kota Cimahi resmi menyapa dunia. Dalam suasana hangat dan penuh keakraban, Pemerintah Kota Cimahi menggelar Welcoming Dinner sebagai rangkaian penyambutan peserta Konferensi Internasional Psikologi dan Budaya yang diselenggarakan Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani), Minggu malam, 3 Agustus 2025, di Gedung A, Kompleks Pemkot Cimahi.

Acara ini menjadi penanda bahwa kota kecil di Jawa Barat ini tak hanya bersolek di panggung domestik, namun juga mulai memainkan peran penting dalam ranah internasional. 

Ribuan kilometer jauhnya dari pusat kekuasaan dunia, Cimahi justru menjelma sebagai tuan rumah bagi pertemuan lintas budaya dan akademik berskala global.

Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, membuka acara secara resmi dengan sambutan hangat yang menggambarkan rasa bangga dan syukur atas kesempatan yang diberikan.

“Terima kasih atas kesempatan malam ini. Pemerintah Kota Cimahi merasa terhormat dipercaya oleh Universitas Jenderal Achmad Yani untuk menjadi bagian dari penyelenggaraan acara internasional ini,” ujar Ngatiyana dalam pidatonya.

Tak hanya menjadi tempat pelaksanaan, Cimahi juga mendapat sorotan karena menjadi titik temu para akademisi dari berbagai belahan dunia, mulai dari Amerika Serikat, Australia, India, Jepang, hingga Malaysia.

“Alhamdulillah, Cimahi yang kecil ini jadi tempat berkumpulnya para akademisi mancanegara,” lanjutnya.

Semangat kolaborasi ilmiah dan nilai-nilai kebudayaan menjadi roh utama dalam kegiatan ini. Rektor Unjani, Aguss Subagio, menekankan bahwa forum ini bukan sekadar ajang bertukar ide akademik, melainkan juga sarana mempererat benang merah budaya antarbangsa.

"Seminar ini bukan hanya forum ilmiah. Ini adalah momentum merajut kebudayaan sebagai fondasi psikologi modern," jelas Aguss.

Wali Kota Ngatiyana pun menambahkan bahwa budaya lokal, khususnya budaya Sunda, mesti diberi panggung yang lebih luas dan modern. 

Menurutnya, warisan leluhur tak cukup hanya dilestarikan, tetapi harus dikembangkan agar tetap relevan di era globalisasi.

“Psikologi dan budaya itu saling berkait. Dengan pendekatan akademis seperti ini, budaya bukan hanya dilestarikan, tapi dikembangkan sesuai konteks kekinian,” ucapnya penuh semangat.

Agenda seminar telah dimulai sejak Sabtu pagi (2/8), dan akan berlangsung selama beberapa hari ke depan. Dengan perhelatan ini, Cimahi menegaskan diri sebagai kota yang siap terlibat aktif dalam percaturan global, tak lagi hanya sebagai penonton.

Kehadiran para pakar lintas negara, semangat diplomasi budaya, serta dukungan penuh dari pemerintah daerah menjadi sinyal kuat bahwa Cimahi sedang membuka pintu bagi kolaborasi masa depan yang lebih luas baik dalam dunia akademik, kebudayaan, maupun pengembangan kebijakan berbasis ilmu pengetahuan. (SAT)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar