SURAT, KABAR CIMAHI – Ulang tahun ke-23 Kota Cimahi menjadi momen refleksi bagi Kecamatan Cimahi Selatan. Dalam acara yang digelar di Techno Park, Sabtu, 5 Juli 2025, Camat Cimahi Selatan, Cepy Rustiawan, tidak sekadar mengikuti seremoni tahunan. Ia menyuarakan kekhawatiran yang lebih mendesak, soal keamanan warga yang kian terganggu oleh maraknya geng motor dan premanisme.
“Jadi ini masalah keamanan, masalah-masalah HUT CimahiSelatan. Di tahun 2025 ini ya, dari Januari sampai Juni ini banyak kejadian.
Dan seperti diberitahu sebelumnya, dan yang kaitannya itu gerombolan motor,”
kata Cepy saat dihubungi, Minggu (6/7/2025).
Menurutnya, tingginya angka kejadian yang melibatkan
kelompok bermotor mendorong pihak kecamatan mengambil sikap lebih tegas. Dalam
peringatan HUT kemarin, Kecamatan Cimahi Selatan secara terbuka menyampaikan
penolakan terhadap keberadaan geng motor dan aksi premanisme.
“Ada perubahan dan sebagainya. Hingga kami pada pernyataan
sikap, kemarin itu pernyataan sikap HUT Cimahi Selatan melakukan motor dan
premanisme,” ujar Cepy.
Keterlibatan aparat keamanan pun tidak bisa dihindari. Ia
menekankan pentingnya sinergi antara pihak kecamatan, kepolisian, dan TNI dalam
menjaga stabilitas wilayah.
“Karena kepolisian itu kan perhubungan kita. Perhubungan
kita itu sama, perusahaan sama, dan lainnya. Untuk komunikasi keamanan,”
jelasnya.
Upaya menjaga keamanan, menurut Cepy, tidak hanya bersifat
seremonial. Kecamatan telah menjalankan program Monitoring Discovery,
yang melibatkan seluruh elemen dari tingkat kelurahan hingga Babinsa dan
Bhabinkamtibmas.
“Jadi dari perhubungan itu, dari Kecamatan, dan lain-lainnya
juga. Baik di bawahnya kelurahan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, gitu kan. Jadi ada
Monitoring Discovery, kita perlindungi setiap perhubungan kelurahan,” kata dia.
Cepy menekankan bahwa keamanan bukan semata tugas aparat,
tetapi juga kebutuhan bersama. Rasa aman harus menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari warga Cimahi Selatan.
“Artinya juga di sini lebih untuk menghibur pada masyarakat
itu. Dan hidup nyaman itu apa keinginan kita semua. Hanya saya minta hidup
nyaman, hidup dengan keamanan, gitu kan,” ujarnya.
Program monitoring yang dimaksud, katanya, bukan hal baru.
Namun, intensitas dan skalanya kini diperluas sebagai respons terhadap eskalasi
kekerasan yang terjadi belakangan.
“Kita harus lebih menguatkan di wilayah. Nanti akan kita
awali di tiap pembinaan RT dan RW di tiap kelurahan. Kita akan keliling ke lima
kelurahan ini. Lebih mengingatkan kebutuhan aman, kehidupan masyarakat yang
nyaman. Itu harus ada supaya yang betul-betul konkret dari kita semua,”
jelasnya.
Momentum perayaan ulang tahun Cimahi, lanjut Cepy, bukan
hanya peringatan usia, tetapi titik balik untuk membangun kesadaran kolektif
tentang pentingnya keamanan dan pemeliharaan aset publik.
“Kita ambil momentum ulang tahun itu dengan pernyataan sikap
terus menolak premanisme dan geng motor itu. Itu hal yang utama,” tegasnya.
Selain soal keamanan, ia juga mengajak masyarakat untuk
menjaga hasil-hasil pembangunan kota. Aset publik seperti jalan dan fasilitas
umum, menurutnya, merupakan tanggung jawab bersama.
“Yang kedua menyampaikan kepada masyarakat, mengajak untuk
memelihara aset-aset yang sudah dibangun oleh Pemerintah Kota Cimahi. Jadi
bersama-sama lah. Jangan sampai jalan hidup rusak. Jangan sampai ada
kejadian-kejadian lagi dan lain-lain. Kita harus kerja bareng di sini,”
katanya.
Cepy mengakhiri pernyataannya dengan ajakan kolaboratif
berbasis konsep pentahelix, kerja sama antara pemerintah, masyarakat,
akademisi, dunia usaha, dan media.
“Hanya kita dengan konsep penthahelix. Kita bareng kerja
bersama untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang baik, dengan memelihara
hasil-hasil pembangunan yang ada di wilayah Cimahi Selatan. Itu ajakannya,”
tutup Cepy.
0 Komentar