SURAT KABAR, CIMAHI - Pemerintah Kota Cimahi kembali menyoroti isu lama terkait penataan kawasan Sungai Cimahi, yang hingga kini belum terealisasi sepenuhnya akibat terbentur sejumlah kendala teknis dan anggaran.
Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, bersama jajaran Pemkot melakukan penyusuran langsung di sepanjang aliran Sungai Cimahi hingga Sungai Ciloa pada Jumat (13/6/2025). Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari upaya memperbarui pemetaan kawasan yang akan dijadikan ruang publik.
Adhitia menyatakan kegiatan ini bertujuan untuk meninjau langsung kondisi jalur inspeksi sungai sekaligus mengidentifikasi potensi pengembangan ruang rekreasi warga.
“Kami menyusuri sepanjang Sungai Cimahi-Sungai Ciloa, selain melakukan pemantauan sepanjang jalur jalan inspeksi sungai kita juga sedang berpikir memetakan konsep ada tempat rekreasi warga baru,” ujarnya.
Rute dimulai dari Jalan Jenderal Amir Machmud dan berakhir di kawasan Plaza Rakyat, kompleks Pemkot Cimahi. Sepanjang rute ini, Pemkot mencatat adanya potensi pembangunan jalur pejalan kaki dan jogging track di kedua sisi sungai. Namun, Adhitia mengakui ada hambatan fisik yang harus diatasi.
“Nanti ada semacam jogging track dari Jalan Amir Machmud dengan akhir di Pemkot Cimahi dari dua sisi. Namun ada jalur terputus karena beberapa bangunan menghalangi dan harus kita bebaskan ke depannya,” imbuhnya.
Menurut pantauan di lapangan, kondisi sungai dinilai cukup layak untuk mendukung konsep pengembangan tersebut.
“Tidak ada sampah menumpuk, air mengalir dengan baik, material sedimen wajar pasti ada apalagi di area tikungan,” katanya.
Pemkot Cimahi menghidupkan kembali rencana lama berupa konsep waterfront city, yang telah dirancang sejak 2012. Dalam konsep ini, bangunan akan diarahkan menghadap ke sungai demi menghidupkan kawasan bantaran sebagai ruang sosial dan budaya warga.
“Ternyata konsep waterfront city di Sungai Cimahi sudah dibuat sejak 2012, di mana bangunan di sepanjang sungai ditata dan menghadap ke sungai. Dulu penanggungjawabnya Dinas PUPR, nanti direview lagi apakah masih kompatibel atau perlu ada penyesuaian,” ujarnya.
Adhitia menekankan pentingnya mengubah cara pandang masyarakat terhadap sungai sebagai bagian dari ekosistem dan wajah kota.
“Kita perlu mengedukasi masyarakat untuk memuliakan sungai. Karena itu, seluruh bangunan diharapkan bukan membelakangi tapi menghadap ke sungai,” jelasnya.
Meski belum ada kepastian waktu pelaksanaan, Pemkot Cimahi berencana memasukkan proyek ini dalam dokumen perencanaan jangka menengah kota 2025–2029.
“Dengan konsep waterfront city tentu suasananya harus bagus, harus cantik. Untuk pembangunan butuh anggaran besar, tapi minimal jalan dulu. Nanti kita masukkan ke dalam tubuh RPJMD Kota Cimahi 2025–2029, soal dieksekusi di tahun mana ya kita lihat struktur anggaran dan kemampuan anggaran Kota Cimahi,” tuturnya.
Meski konsep penataan bantaran Sungai Cimahi telah dirancang lebih dari satu dekade lalu, realisasi fisiknya masih menghadapi tantangan pembebasan lahan dan keterbatasan anggaran.
Penyusuran ini menjadi sinyal bahwa Pemkot Cimahi berupaya menghidupkan kembali wacana lama dengan pendekatan yang lebih strategis dan realistis.(SAT)
0 Komentar