Warga Sariwangi Tercekik Bau Sampah, Papan Larangan Hanya Jadi Dekorasi

Papan Larangan Hanya Jadi Dekorasi di Kawasan Sari wangi Bandung Barat

SURAT KABAR, BANDUNG BARAT -  Tumpukan sampah yang kian menggunung di dua titik lokasi di Desa Sariwangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, menebar keresahan warga. 

Di tengah derasnya peringatan soal bahaya sampah liar, papan larangan dari pemerintah hanya berdiri kaku tak lebih dari pajangan yang diabaikan.

Di kawasan Jalan Terusan menuju kawasan Lembur Tengah, RW 08, sampah menumpuk tanpa penanganan. Bau menyengat tercium bahkan dari kejauhan, dan warga mengaku frustrasi dengan kondisi ini.

“Kalau yang saya tahu, kadang ada pengangkut sampah yang pakai motor itu kalau nggak salah sebulan sekali,” kata Hendi (34), warga setempat, saat ditemui di lokasi pada Selasa (6/5/25).

Menurut Hendi, papan larangan buang sampah yang terpasang di bawah pohon bambu itu bukan dari pemerintah, melainkan hasil inisiatif warga yang sudah muak.

“Itu kan warga yang bikin, soalnya udah geram. Bau busuk menyengat, apalagi kalau hujan datang pasti sampah luber ke jalanan,” ujarnya.

Persoalan tidak berhenti pada bau busuk. Minimnya frekuensi pengangkutan sampah membuat lokasi tersebut berubah menjadi TPS liar permanen. Ketika ditanya siapa yang bertanggung jawab atas pengelolaan sampah, Hendi hanya menggeleng.

“Kurang tahu pasti dari mana, soalnya kalau motor pengangkut ke sini juga jarang banget,” tambahnya.

Wina (25), seorang mahasiswi yang kerap melintasi jalur tersebut, turut merasakan dampaknya. Bagi dia, tumpukan sampah tidak hanya menciptakan ketidaknyamanan, tetapi juga membahayakan pengendara motor seperti dirinya.

“Kadang kalau hujan itu bau nyengat sekali, jadi nggak fokus. Mana jalannya gelap dan rusak juga, jadi takut,” ungkapnya.

Wina biasanya mengambil rute Tanjakan Endog untuk menghindari kemacetan, namun keberadaan sampah di sana memaksanya mencari jalur alternatif  yang ternyata justru menyajikan masalah serupa.

“Biasanya lewat tanjakan endog, cuma sering macet dan juga ada sampah itu. Jadi saya terpaksa mutar, tapi ternyata di sini sama parahnya juga,” katanya.

Ia berharap pemerintah daerah, terutama dinas terkait, tidak tinggal diam. Menurutnya, aksi nyata dalam bentuk pengangkutan rutin, pengawasan lokasi, serta penerangan jalan dan perbaikan infrastruktur mendesak untuk segera dilakukan. 

“Jadi kalau lewat sini nggak takut lagi. Soalnya udah mah gelap, jalannya rusak lagi,” pungkasnya.

Warga Desa Sariwangi kini menanti komitmen pemerintah untuk menuntaskan persoalan sampah yang bukan hanya merusak pemandangan, tapi juga mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat sekitar. (SAT) 


Posting Komentar

0 Komentar