Dalam laga penutup yang mempertemukan Persib Bandung kontra Persis Solo, ribuan Bobotoh memadati stadion untuk merayakan kemenangan tim kesayangan mereka. Namun, momen sakral penyerahan trofi Liga 1 berubah menjadi kekacauan.
Sejumlah suporter menyalakan flare dan petasan yang membuat pertandingan sempat terhenti. Lebih parah lagi, ratusan Bobotoh menerobos ke dalam lapangan sebelum seremoni piala dimulai. Akibatnya, para pemain gagal melakukan prosesi pengangkatan trofi di podium utama yang telah disiapkan panitia.
Kericuhan di Luar Stadion, Polisi Terluka
Tak hanya di dalam stadion, kerusuhan juga terjadi di area luar GBLA. Sejumlah oknum suporter memaksa masuk melalui gerbang utara dan merusak pagar pembatas. Bahkan, lemparan flare ke arah petugas keamanan menyebabkan bentrokan pecah.
"Saya sangat kecewa. Tadi saya jenguk langsung anggota Dalmas Polda Jabar yang jadi korban. Ada yang luka di kepala, bahkan ada yang kena air keras," ungkap Umuh Muchtar saat ditemui di RS Sartika Asih, Senin (26/5/2025).
Diketahui, sedikitnya enam anggota kepolisian terluka dalam insiden tersebut. Salah satunya mengalami luka serius di bagian vital akibat serangan brutal.
"Salah satu korban mengalami luka berat. Ini sudah kelewat batas. Saya tidak habis pikir, kita sudah juara, tapi malah begini," tutur pria yang akrab disapa Wa Haji Umuh itu.
Kerusakan Stadion dan Ancaman Sanksi PSSI
Insiden ini tidak hanya berdampak pada keamanan, tetapi juga menimbulkan kerusakan pada fasilitas Stadion GBLA. Beberapa bagian stadion dilaporkan rusak parah akibat aksi anarkis Bobotoh. Manajemen Persib kini harus menanggung kerugian sekaligus mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan sanksi dari Komite Disiplin (Komdis) PSSI.
Apalagi, Ketua Umum PSSI Erick Thohir serta delegasi dari FIFA turut hadir menyaksikan langsung kekacauan di penghujung laga.
"Kerugian belum bisa dihitung. Tapi yang pasti, ini mencoreng nama Persib. Padahal kita sedang mempercantik GBLA agar bisa dikelola lebih maksimal," tambah Umuh.
Pesan Tegas untuk Bobotoh
Wa Umuh meminta para suporter untuk lebih dewasa dalam mendukung tim kesayangan. Menurutnya, euforia juara tak seharusnya dibayar dengan kekacauan dan kekerasan.
"Kita ini klub besar. Jangan sampai hal-hal seperti ini merusak segalanya. Yang terluka bukan hanya aparat, tapi juga citra Persib di mata nasional bahkan dunia," tutupnya.
0 Komentar