SURAT KABAR, CIMAHI - Di tengah derasnya arus digital dan kompleksitas pergaulan remaja masa kini, peran ayah dalam pengasuhan anak menjadi urgensi yang tak bisa lagi dipinggirkan.
Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) mendorong agar ayah tidak sekadar hadir secara fisik maupun finansial, tetapi juga emosional.
Pesan itu ditegaskan dalam kegiatan 'Laki-laki Menunjang Pemberdayaan Perempuan: Suami Peduli Keluarga' dengan tema Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak Remaja Tingkat Kota Cimahi Tahun 2025, yang digelar di Aula Gedung A Pemkot Cimahi, Selasa, 20 Mei 2025.
Program ini menjadi salah satu langkah nyata DP3AP2KB dalam mengedukasi para ayah mengenai pentingnya keterlibatan mereka di masa tumbuh kembang anak, khususnya pada fase remaja yang penuh gejolak dan kerentanan.
Kepala DP3AP2KB Kota Cimahi, dr. Fitriani Manan, mengatakan, keterlibatan seorang ayah secara aktif memiliki pengaruh signifikan terhadap pembentukan karakter, rasa percaya diri, hingga kesehatan mental anak.
Tak hanya itu, ayah juga dinilai penting dalam membantu anak beradaptasi dengan berbagai tekanan dan tantangan modern.
"Tantangan-tantangan modern yang dihadapi anak remaja, seperti tekanan sosial, pergaulan bebas, hingga paparan digital yang masif, harus disikapi bersama. Peran ayah sangat penting untuk bisa beradaptasi dan membantu anak mengatasi tantangan tersebut," ujar Fitriani.
Menurutnya, masa remaja merupakan fase yang sarat perubahan baik fisik, emosional, maupun sosial yang berdampak langsung pada kesejahteraan anak secara menyeluruh.
"Beberapa permasalahan yang sering dialami oleh anak remaja saat ini adalah masalah akademis, depresi, kecemasan, emosi yang tidak stabil, gangguan makan, hingga perilaku berisiko seperti penyalahgunaan alkohol, narkoba, bahkan perilaku seksual yang tidak aman," paparnya.
Dalam kondisi seperti itu, kehadiran ayah yang mampu membangun koneksi emosional menjadi kunci penting. Bukan sekadar mencari nafkah, melainkan menjadi tempat pulang yang aman dan suportif bagi anak.
"Kehadiran ayah sangat dirasakan oleh anak-anak untuk membantu mereka melewati masa-masa sulit dengan lebih baik," ucap Fitriani.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa keterlibatan ayah dalam pengasuhan juga merupakan bagian dari pemberdayaan perempuan. Beban pengasuhan yang selama ini identik dengan ibu, menurutnya, harus mulai dibagi secara adil.
"Ayah yang peduli terhadap keluarga, terutama anak remaja, adalah ayah yang memprioritaskan kebutuhan, kebahagiaan, dan kesejahteraan keluarganya. Mereka tidak hanya fokus pada kebutuhan materi, tetapi juga mendampingi secara emosional dan psikologis," lanjutnya.
Fitriani berharap, kegiatan ini bisa menumbuhkan paradigma baru di masyarakat: bahwa harmoni keluarga hanya bisa tercapai lewat peran yang kolaboratif antara ayah dan ibu.
"Dengan kegiatan ini diharapkan para ayah dapat lebih terampil dalam menyejahterakan istri dan anaknya. Ini bukan sekadar soal peran gender, tetapi juga soal masa depan keluarga yang lebih baik," katanya menutup.
Senada dengan Fitriani, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Cimahi, Yulius Amran, menyoroti pentingnya kehadiran ayah dalam mencegah kenakalan remaja, terutama yang berkaitan dengan pergaulan bebas dan penyalahgunaan zat adiktif.
Menurut Yulius, wawasan anak remaja saat ini semakin luas berkat perkembangan teknologi. Namun tanpa kontrol dari orang tua, terutama ayah, pengetahuan itu bisa berkembang ke arah yang keliru.
"Pergaulan yang salah menjadi pemicu awal kenakalan remaja. Bukan hanya tugas bapak mencari nafkah, tapi juga memberikan kasih sayang, cinta, empati, komunikasi, dan edukasi kepada anak. Itu yang membuat tujuan hidup anak jadi lebih terarah," ucapnya.
Yulius menekankan, ayah bukan hanya pelindung tetapi juga harus mampu menjadi panutan.
"Anak-anak butuh figur ayah yang punya peran nyata. Jadilah panutan, bukan hanya pemberi uang saku," tegasnya.
Ia pun mengajak para remaja untuk menjauhi kelompok yang bisa menyeret mereka ke dalam tindakan negatif dan fokus pada potensi diri.
"Hindari kelompok motor atau geng motor. Belajarlah dengan baik, ciptakan kebanggaan untuk orang tua, agar kalian bisa menjadi bagian dari generasi emas 2045," ujar Yulius menutup. (SAT)
0 Komentar