Larangan Bawa HP di Sekolah Dinilai Efektif, Siswa Lebih Fokus Belajar

Larangan Bawa HP di Sekolah Dinilai Efektif, Siswa Lebih Fokus Belajar
Sejumlah Siswa SD saat Belajar di Sekolah Tanpa Gadget (Dok. Istimewa)


SURAT KABAR, CIMAHI – Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang melarang siswa membawa telepon genggam (HP) dan sepeda motor ke sekolah dinilai membawa dampak positif terhadap aktivitas belajar dan interaksi sosial pelajar.

Larangan tersebut diberlakukan bagi siswa di semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), hingga sekolah menengah atas (SMA). Kebijakan ini didasari kekhawatiran pemerintah terhadap dampak negatif dari penggunaan gawai dan kendaraan bermotor terhadap perkembangan mental dan konsentrasi siswa.

Sejumlah sekolah di Cimahi menyambut baik kebijakan tersebut. Kepala SDN Cigugur Tengah, Dewi Cahyanti, menyatakan pihaknya sudah menerapkan larangan HP sebelum aturan gubernur diberlakukan secara resmi.

“Hal ini menjadi pertimbangan karena dampak penggunaan HP oleh anak-anak, baik bermain game maupun menonton YouTube, tidak baik bagi perkembangan diri dan konsentrasi mereka dalam mengikuti pembelajaran,” ujar Dewi saat dikonfirmasi, Rabu, 7 Mei 2025.

Menurut Dewi, larangan membawa HP tak hanya mendorong siswa lebih fokus dalam belajar, tapi juga mengurangi potensi gangguan keamanan di lingkungan sekolah.

“HP dapat mengakibatkan radiasi dan menjadi celah bagi orang yang tidak bertanggung jawab. Contoh saja adanya kehilangan HP yang awalnya tidak berniat mencuri, tapi melihat temannya menaruh HP sembarangan jadi ada kesempatan untuk mengambil tanpa izin,” ucapnya.

Setelah aturan diterapkan, Dewi menyebut pihak sekolah melihat perubahan perilaku siswa yang cukup signifikan. Mereka kini lebih aktif bermain bersama teman, tidak sibuk sendiri dengan gawai, dan lebih mudah diarahkan saat pelajaran berlangsung.

“Dampak yang terlihat, anak-anak bermain dengan teman-temannya, tidak sibuk sendiri dengan HP, lebih fokus belajar,” katanya.

Meski begitu, Dewi tidak menampik masih ada kendala, terutama bagi siswa yang biasanya memesan ojek online untuk pulang sekolah.

“Kita menyarankan orang tua menghubungi wali kelas untuk dibantu pesan ojek online atau menyampaikan informasi dari orang tua kepada siswa,” tambahnya.

Senada dengan Dewi, Staf Kesiswaan SMP PGRI Cimahi, Tamia Septiani, juga mendukung kebijakan larangan membawa HP ke sekolah. Ia menilai, sejak aturan diterapkan, siswa lebih aktif bersosialisasi dan memiliki minat membaca yang meningkat.

“Anak-anak menjadi lebih banyak bersosialisasi dengan teman, dan lebih fokus. Tapi semenjak tidak ada HP, anak-anak jadi mau membaca lebih jauh dari sumber belajar atau buku pelajaran dan mau memperhatikan guru,” ujar Tamia.

Tamia berharap, kebijakan ini terus dijalankan agar tercipta lingkungan belajar yang sehat, kondusif, dan aman bagi seluruh peserta didik di Jawa Barat. (SAT)

Posting Komentar

0 Komentar