Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi, Agus Irwan Kustiawan, menyatakan bahwa penyusunan dokumen ini bukan sekadar menjalankan kewajiban administratif.
"Penyusunan ini merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan. Salah satu tahapannya adalah pelibatan seluruh pemangku kepentingan,” kata Agus saat ditemui usai forum diskusi di Aula A Pemkot Cimahi, Selasa, 27 Mei 2025.
DLH Cimahi mengundang berbagai pihak dalam proses penyusunan dokumen tersebut.
Dari unsur akademisi, pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat, hingga Palang Merah Indonesia (PMI) turut diundang dalam forum yang bertujuan menjaring masukan langsung dari masyarakat.
"Stakeholder-nya lengkap. Kita ingin merumuskan isu-isu prioritas yang benar-benar dirasakan masyarakat," ujar Agus.
Menurut dia, pendekatan partisipatif menjadi hal krusial dalam menyusun EDG-PLHD.
Selain menjadi ruang diskusi, forum ini juga menjadi sarana menyerap aspirasi dan keluhan yang selama ini dirasakan warga terkait masalah lingkungan.
“Kami minta saran langsung dari masyarakat terkait pengelolaan lingkungan hidup di Cimahi. Mereka juga kami minta menentukan isu prioritas yang akan dituangkan dalam dokumen,” ujarnya.
DLH Cimahi telah mengidentifikasi delapan isu utama yang berkaitan dengan lingkungan, mulai dari persoalan alih fungsi lahan, pencemaran air dan udara, hingga manajemen sampah.
Namun, dari delapan isu tersebut akan dipilih tiga hingga lima yang dianggap paling mendesak untuk ditangani.
Agus berharap, pengelolaan lingkungan di Cimahi ke depan bisa berjalan seiring dengan pembangunan fisik kota, tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap ekosistem maupun masyarakat.
"Ke depan, kami harap seluruh SKPD dapat menyelaraskan pembangunan dengan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan. Jangan sampai pembangunan justru membawa efek samping yang merusak lingkungan," katanya.
DLH Cimahi juga terus melakukan edukasi kepada publik melalui berbagai forum dan kegiatan sosialisasi.
Fokus utamanya adalah pengelolaan sampah, pelestarian ruang terbuka hijau, pentingnya peran pepohonan dalam keseimbangan ekologis, hingga pencemaran air dan udara.
“Kegiatan sosialisasi terus kami lakukan di berbagai kesempatan. Edukasi publik adalah bagian penting dalam membangun kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga lingkungan,” tutur Agus. (SAT)
0 Komentar