Pemerintah Kota Cimahi Sosialisasikan Pemantapan Kewirausahaan untuk Penerima PKH

 Pemerintah Kota Cimahi Sosialisasikan Pemantapan Kewirausahaan untuk Penerima PKH

SURAT KABAR, CIMAHI - Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Sosial (Dinsos) mengadakan kegiatan Sosialisasi Pemantapan Kewirausahaan Tahun 2024 di Pandiga Edu Creation Sport, Jalan Sinarasa, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara. Acara yang berlangsung pada Rabu hingga Kamis, 28-29 Agustus 2024, ini dihadiri oleh narasumber dari Politeknik Kesejahteraan Sosial Kemensos RI dan para praktisi kewirausahaan. Sebanyak 16 pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dan 84 keluarga penerima manfaat turut serta dalam kegiatan yang dibagi dalam dua sesi ini.


Kepala Dinsos Kota Cimahi, Ahmad Saefulloh, dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya kegiatan ini untuk mendorong kewirausahaan di kalangan masyarakat, terutama penerima manfaat PKH yang berpotensi melakukan graduasi mandiri. 


"Kewirausahaan adalah kunci untuk mencapai kemandirian ekonomi dan meningkatkan taraf hidup," ujar Ahmad Saefulloh.


Ia menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan perlindungan dan jaminan sosial bagi masyarakat yang mengalami kerentanan sosial, serta memperkuat pemenuhan kebutuhan dasar. "Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan bagi rumah tangga sangat miskin melalui fasilitasi bantuan pengembangan ekonomi masyarakat, mendukung perilaku produktif penerima bantuan, serta membantu keluarga tidak mampu berpendapatan rendah yang memerlukan penguatan kemampuan ekonomi setelah graduasi," tambahnya.


Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin (Linjamsos dan PFM) Dinsos Kota Cimahi, Agustus Fajar, dan Kepala Seksi Penanganan Fakir Miskin dan Jaminan Sosial, Dewi Firi Rakhmania, juga mengungkapkan tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai pembangunan usaha yang sukses. Namun, mereka mencatat beberapa tantangan yang mungkin dihadapi peserta.


"Keterbatasan modal menjadi salah satu hambatan utama. Peserta mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses dana yang cukup untuk memulai atau mengembangkan usaha mereka. Selain itu, persaingan pasar yang ketat juga menjadi tantangan, terutama bagi mereka yang memasuki industri yang sudah mapan," ujar Agustus Fajar.


Dewi menambahkan, manajemen keuangan adalah aspek penting yang perlu diperhatikan. "Peserta mungkin juga perlu meningkatkan keterampilan praktis dalam pemasaran, produksi, dan manajemen, serta adaptasi teknologi untuk pemasaran dan operasional usaha, yang bisa menjadi hambatan bagi mereka yang kurang familiar dengan platform digital," jelas Dewi.


Menurut Dewi, fluktuasi permintaan pasar juga mempengaruhi pendapatan, sehingga peserta harus mampu menyesuaikan diri dengan kondisi pasar. "Regulasi dan proses perizinan yang diperlukan untuk menjalankan usaha juga dapat menjadi hambatan signifikan. Ketahanan mental dan motivasi peserta akan diuji saat menghadapi kegagalan atau hambatan," tutupnya.


Dengan berbagai pemahaman dan strategi yang didapat dari kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat lebih siap menghadapi tantangan dan meraih keberhasilan dalam berwirausaha.

Baca Juga

Posting Komentar

Masuk SURAT KABAR

Lebih baru Lebih lama