SURAT KABAR, BANDUNG - Enam tahun bukan waktu yang panjang bagi sebuah partai politik untuk menegakkan akar dan memperluas pengaruhnya di tengah masyarakat.
Namun bagi Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), usia keenam bukan sekadar angka melainkan fase kematangan baru setelah melewati masa jatuh bangun dan ujian dalam kontestasi politik nasional.
Ketua DPW Partai Gelora Jawa Barat, Rizky Rama, menyebut usia enam tahun ini sebagai momentum penting untuk memperkuat soliditas internal dan memperdalam kedekatan dengan masyarakat.
“Kalau diibaratkan anak, umur enam tahun itu sudah mulai menunjukkan kreativitas, mulai punya kemauan yang luar biasa,” ujarnya pada Surat Kabar saat ditemui di Hotel Fora, Jalan Tubagus Ismail Raya No.15, Bandung, Rabu (5/11/25).
Rizky menegaskan bahwa momentum ulang tahun keenam Gelora menjadi titik refleksi sekaligus pijakan baru untuk memperkuat struktur partai hingga ke tingkat paling bawah.
“Kita akan fokus ke penguatan struktur, sampai titik DPC, kelurahan, dan desa. Apalagi Jawa Barat ini luas, ada 50 juta penduduk, hampir 6.000 desa, dan 600 kecamatan,” ucapnya.
Ia menambahkan, usia enam tahun ini juga dimaknai sebagai bentuk rasa syukur karena ide-ide kebangsaan yang diusung Gelora kian diterima masyarakat.
“Cita-cita Partai Gelora, terutama tentang ide kebangsaan, kini bisa diterima luas. Ini semangat yang harus terus kita gelorakan agar Gelora tetap hadir di tengah masyarakat,” kata Rizky.
Dalam usianya yang masih muda, Gelora tak sekadar berbenah di dalam. Rizky mengaku partainya terus berupaya menjaga hubungan erat dengan publik.
“Kita ingin membangun kekuatan bersama masyarakat, hadir dalam isu-isu yang sensitif dan relevan,” ujarnya.
Rizky juga menegaskan, penguatan kaderisasi menjadi langkah krusial. Ia juga ingin struktur yang kuat dan solid, tapi juga sensitif terhadap kebutuhan masyarakat.
"Kita juga mendukung program-program pemerintah daerah, khususnya Gubernur. Gelora adalah bagian dari koalisi yang ingin mewujudkan Jawa Barat istimewa,” tegasnya.
Menginjak usia keenam, Gelora Jawa Barat tidak menutup mata terhadap hasil Pemilu lalu. Rizky menyebut, meski partainya belum diberi kesempatan menduduki kursi parlemen, banyak pelajaran yang dipetik dari proses demokrasi tersebut.
“Kita banyak belajar dari proses Pemilu kemarin. Hari ini memang kita belum ditakdirkan menjadi bagian dari pemerintahan, tapi kita harus terus peka terhadap berbagai isu, terutama di Jawa Barat yang punya keragaman budaya dan kultur,” katanya.
Baginya, kader Gelora harus terus belajar menjadi pendengar yang baik bagi masyarakat. “Saya terus mendorong agar kader lebih peka terhadap berbagai persoalan sosial yang muncul di lingkungan sekitar,” ujar Rizky.
Terkait program kerja, Rizky menjelaskan bahwa Gelora kini tengah bersiap menghadapi dua fase penting.
“Pertama, kami fokus untuk lolos verifikasi menuju 2027, karena secara nasional kita belum masuk parlemen. Jadi target saya adalah 100 persen DPD di 27 kabupaten/kota bisa lolos verifikasi,” ungkapnya.
Di sisi lain, Gelora juga menyiapkan program berbasis aspirasi rakyat.
“Program yang kita tawarkan harus representatif, berangkat dari bawah, dari masyarakat. Karena politik yang kuat itu tumbuh dari kepentingan rakyat, bukan dari atas,” jelas Rizky.
Menanggapi isu efisiensi anggaran pemerintah yang turut berdampak ke berbagai sektor, Rizky mengaku partainya tetap tenang menghadapi situasi itu.
“Kita sudah terbiasa efisien sejak awal. Selama pengalihan anggaran itu untuk kepentingan masyarakat yang lebih luas, kita mendukung,” katanya.
Baginya, Gelora harus menjadi partai yang terbuka terhadap kolaborasi lintas sektor.
“Prinsipnya, apapun kondisinya, kita harus terus berkolaborasi. Gelora tumbuh dengan semangat kebersamaan dan soliditas,” ujarnya.
Rizky tak menampik, pemangkasan anggaran memang berpengaruh pada kepala daerah. Namun menurutnya, hal itu justru bisa menjadi momen penyegaran arah kebijakan publik.
“Dampak sedikit pasti ada, tapi selama tujuannya untuk masyarakat, Gelora pasti mendukung,” tuturnya.
Di akhir perbincangan, Rizky menyampaikan pesan penuh refleksi bagi seluruh kader. Ia menegaskan bahwa perjalanan politik bukanlah lari cepat, melainkan maraton panjang yang menuntut ketekunan dan ketulusan.
“Partai ini masih muda, tapi kita optimis karena sudah membangun fondasi yang kuat. Cita-cita kita tentang Indonesia sebagai Super Power Baru sudah berada di jalan yang benar,” katanya.
Ia mengajak para kader untuk terus bergerak, menanamkan semangat optimisme, dan memperkuat organisasi hingga ke tingkat ranting.
“Kerja politik adalah kerja panjang, kerja senyap. Yang terpenting, kita terus mendekatkan diri pada masyarakat,” tutupnya. (SAT)




Posting Komentar
Posting Komentar