Bicara Politik Pakai Musik, Begini Cara Unik Wakil Rakyat Cimahi

Sekertaris DPC Partai Demokrat Cimahi, Iwan Setiawan

SURAT KABARR, CIMAHI – Bagi sebagian orang, politik dan musik mungkin dua dunia yang berbeda. Namun bagi Iwan Setiawan, keduanya adalah satu kesatuan yang saling menguatkan. 

Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Cimahi ini membuktikan bahwa berpolitik tak harus kaku, dan bermusik tak selalu soal panggung keduanya bisa menjadi media menyuarakan nurani rakyat.  

“Manusia tidak lepas dari politik. Politik itu bagian dari kehidupan, bukan hanya urusan kekuasaan. Saya masuk politik untuk ikut menyumbangkan ide segar dalam pemerintahan agar tetap berpihak pada kepentingan masyarakat,” ujar Iwan saat diwawancarai Surat Kabar, Minggu (19/10/2025).  

Iwan memulai kiprahnya di dunia politik pada 2003, tak hanya Iwan, sosok Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bagi Iwan, SBY bukan hanya pemimpin demokratis, tetapi juga figur seniman yang mampu menyalurkan pesan kemanusiaan melalui karya. 

Dari situlah, semangat berpolitik sekaligus bermusik mulai berakar dalam dirinya.  

Berawal sebagai kader biasa, kini Iwan dipercaya menjadi Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Cimahi. Meski kesibukan politik menyita banyak waktu, ia tetap menyisihkan ruang untuk musik, hobinya sejak kecil. 

“Latihan musik cukup di waktu luang, biasanya di hari libur. Musik memberi energi positif untuk terus semangat bekerja dan berbuat bagi masyarakat,” tuturnya.  

Kecintaannya pada musik tumbuh dari keluarga seniman. Ia menuturkan, suka musik karena lahir dari keluarga seniman. Kakek saya seniman Sunda, ibu saya pun mencintai seni. 

"Sejak kecil saya sudah akrab dengan musik, bahkan sebelum masuk SD saya sudah suka bernyanyi,” kenangnya.  

Bakat musik itu makin terasah ketika Iwan duduk di bangku SMP dan SMA. Ia kerap mengikuti perlombaan antar sekolah dan membentuk band sebagai wadah ekspresi. 

Meski belajar secara otodidak, ia kemudian memperdalam kemampuannya di Elfa’s Music dan Purwacaraka Music Studio. 

“Sambil kerja di konsultan arsitek, saya tetap main drum. Musik sudah jadi bagian dari jiwa saya,” katanya.  

Dalam karya-karyanya, Iwan sering memadukan isu sosial, percintaan, dan politik. Ia bahkan kerap menambahkan unsur alat musik tradisional Indonesia untuk memperkaya identitas kulturalnya. 

“Musik itu bahasa universal. Melalui lagu, saya bisa menyampaikan pesan sosial dan moral dengan cara yang lebih lembut dan mudah diterima,” ungkapnya.  

Baginya, musik dan politik memiliki kesamaan esensial, keduanya adalah bentuk komunikasi publik yang sarat makna. 

“Musik bisa menjadi alat menyampaikan aspirasi politik, protes sosial, atau kritik keadaan. Tapi tetap harus beradab dan sopan. Kritik boleh keras, tapi jangan lepas dari etika,” tegasnya.  

Iwan juga menilai era digital membawa revolusi besar bagi dunia musik. Ia melanjutkan, musik saat ini lebih kreatif dan bebas. 

"Kita bisa rekaman sendiri di rumah, promosi lewat platform digital. Tapi tetap, musik yang bertahan adalah yang punya nilai dan diterima masyarakat,” katanya.  

Ia berpesan kepada generasi muda untuk tidak hanya mengikuti tren, tetapi berani menciptakan karya sendiri. 

“Bermusik juga bisa jadi lahan ekonomi kreatif. Jangan takut berkarya sendiri. Jangan terus ikut arus cover lagu orang lain,” pesannya.  

Salah satu karya yang paling berkesan baginya adalah lagu Kristal Fantasi, yang masuk dalam album kompilasi Rock Indonesia tahun 2003. 

Lagu itu terinspirasi dari keprihatinannya terhadap generasi muda agar menjauhi narkoba. 

"Lagu itu jadi titik awal motivasi saya. Sekarang sudah ada video klip-nya di YouTube. Saya masih punya lebih dari 60 lagu yang siap dirilis,” ungkapnya.  

Bagi Iwan, musik bukan sekadar hobi, melainkan bagian dari idealisme hidup. Ia ingin mempertemukan dua dunia yang dicintainya politik dan musik dalam satu harmoni yang berdaya bagi masyarakat. 

“Musik bukan hanya hiburan. Ia bisa menjadi media aspiratif yang membangkitkan semangat kebangsaan. Saya ingin musik terus jadi energi positif bagi bangsa, terutama bagi generasi muda,” pungkasnya. (SAT)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar