SURAT KABAR – Bitcoin akhirnya berhasil menembus kembali level psikologis US$100.000, menandai momen penting dalam perjalanan mata uang kripto paling populer tersebut.
Kenaikan tajam ini dipicu oleh sejumlah katalis positif, mulai dari arus dana institusi, sentimen makroekonomi global, regulasi yang semakin mendukung, hingga tekanan teknikal pasar.
Dilansir dari Kontan.co.id, berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin tercatat mencapai US$103.215 pada Jumat (9/5) pukul 21.22 WIB. Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin mengalami kenaikan 3,84%, dan melesat 6,49% dalam sepekan.
Bitcoin pertama kali menjebol batas US$100.000 pada 5 Desember 2024 lalu. Namun, sepanjang Januari 2025 harga bergerak fluktuatif di sekitar level tersebut, sebelum sempat merosot pada awal Februari. Kini, lonjakan harga kembali terjadi, didukung sederet faktor fundamental.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengungkapkan bahwa salah satu pendorong utama adalah masuknya arus dana dari investor institusi melalui produk Exchange Traded Fund (ETF) Bitcoin spot.
“Peluncuran dan partisipasi aktif ETF spot, seperti BlackRock iShares Bitcoin Trust, mendorong pembelian Bitcoin dalam jumlah besar sehingga memperkecil pasokan di pasar,” jelas Fyqieh.
Menurutnya, arus dana dari institusi ini memberikan validasi serta dukungan modal yang signifikan, memperkuat fondasi harga Bitcoin.
Sentimen makroekonomi dan politik yang kondusif juga turut berperan. Kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Inggris baru-baru ini menambah optimisme pelaku pasar terhadap prospek ekonomi global, termasuk pasar kripto.
“Optimisme perdagangan internasional ini, ditambah harapan pemangkasan suku bunga The Fed, membuat aset berisiko seperti Bitcoin lebih menarik,” lanjut Fyqieh.
Kebijakan moneter Bank of England yang memangkas suku bunga sebesar 0,25% menjadi 4,25% juga menciptakan tambahan likuiditas di pasar keuangan. Investor pun berlomba mencari alternatif investasi dengan imbal hasil lebih tinggi, salah satunya Bitcoin.
Dari sisi regulasi, sinyal positif juga datang dari Amerika Serikat. Legislator negara bagian Missouri mengesahkan RUU yang menghapus pajak capital gain atas aset kripto. Bahkan, Missouri dan satu negara bagian lainnya telah melegalkan pembentukan cadangan Bitcoin strategis di tingkat pemerintahan daerah.
Regulator perbankan di AS pun memberikan lampu hijau terhadap kripto. Office of the Comptroller of the Currency (OCC) menyatakan bahwa bank boleh menangani perdagangan kripto secara bertanggung jawab. Sementara itu, Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) menerbitkan panduan yang memungkinkan bank menyimpan aset kripto dan menawarkan layanan terkait kepada nasabahnya.
Sinyal optimisme juga datang dari sisi industri. Ethereum Foundation menggelontorkan lebih dari US$32 juta untuk mendanai 94 proyek pengembangan ekosistem Ethereum pada kuartal I 2025.
Selain itu, Ripple Labs akhirnya menyelesaikan sengketa hukum panjang dengan Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat. Ripple setuju membayar denda US$50 juta dan SEC mencabut tuntutannya.
“Berakhirnya sengketa hukum selama bertahun-tahun ini memberikan kepastian regulasi bagi XRP dan pasar kripto secara umum, mengurangi ketakutan investor akan tindakan hukum di masa depan,” jelas Fyqieh.
Kenaikan tajam harga Bitcoin juga tak lepas dari faktor teknikal pasar. Banyak trader sebelumnya memasang posisi short bertaruh bahwa harga akan turun di sekitar level US$100.000.
Namun, saat harga menembus level tersebut, gelombang short squeeze tak terelakkan. Posisi short senilai lebih dari US$3 miliar terpaksa dilikuidasi dalam waktu singkat.
Hanya dalam 24 jam, tercatat lebih dari US$118 juta posisi short dilikuidasi, yang turut mendorong reli harga Bitcoin semakin tinggi.
“Kombinasi suplai Bitcoin yang semakin terserap oleh institusi dan short squeeze menciptakan kondisi kelangkaan yang memicu kenaikan harga yang tajam,” imbuh Fyqieh.
Dengan berbagai sentimen positif yang terus mengalir, Bitcoin kini kembali menjadi pusat perhatian pasar global. Banyak pihak mulai mempertimbangkan ulang posisinya terhadap aset digital ini, yang semakin dianggap sebagai alternatif investasi strategis di tengah ketidakpastian global. (SAT)
0 Komentar