SEMARANG, SURAT KABAR – Tragedi memilukan terjadi di Semarang Barat pada Minggu (24/11/2024) dini hari. Seorang siswa berinisial GR (17), anggota Paskibra yang dikenal berprestasi, meninggal dunia akibat luka tembak yang diduga dilakukan oleh oknum polisi.
Dua remaja lainnya, A (17) dan S (16), yang juga anggota Paskibra, selamat meski menderita luka tembak. Insiden ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan komunitas sekitar.
Kediaman SMK Negeri 4 Semarang, tempat GR dan kedua rekannya bersekolah, dipenuhi karangan bunga sebagai bentuk belasungkawa dan solidaritas.
Berbagai komunitas, termasuk Aliansi Warga Tolak Kekerasan, menyampaikan dukungan moral dengan memasang karangan bunga di depan gerbang sekolah.
Pantauan pada Selasa (26/11/2024) sore menunjukkan sekitar sepuluh karangan bunga menghiasi lokasi tersebut.
Teman Dekat: "Dia Bukan Gangster"
Fajar Septian (17), sahabat dekat GR, membantah keras rumor yang menyebut GR sebagai anggota gangster. “Saya sering main sama dia, tahu kesehariannya gimana.
Dia anak baik, enggak pernah terlibat hal-hal negatif. Jadi enggak pantas kalau disebut begitu,” ujar Fajar.
Fajar juga mengungkapkan bahwa GR adalah siswa kelas XI Teknik Mesin yang gemar memodifikasi motor, tetapi tidak pernah terlibat balapan liar atau perilaku menyimpang lainnya.
"Dia sering modifikasi motor, tapi cuma buat hobi, bukan buat balapan. Kita sering mabar atau nongkrong di angkringan, enggak pernah yang macam-macam,” tambahnya.
Prestasi dan Harapan untuk Keadilan
GR merupakan anggota Paskibra yang aktif dan berprestasi. Salah satu pencapaiannya adalah meraih juara 3 dalam lomba baris-berbaris tingkat SMA/SMK se-Jawa Tengah pada ajang Pekan Olahraga dan Seni Mahasiswa, Pelajar, dan Taruna Akademi Kepolisian (Porsimaptar) 2024.
Fajar dan teman-temannya berharap kebenaran terkait insiden ini segera terungkap. “Kami hanya ingin masalah ini cepat selesai, agar keadilan ditegakkan,” harap Fajar.
Di lokasi karangan bunga, beberapa poster protes turut terlihat. Salah satu poster bertuliskan, "Anak nakal dinasihati, bukan ditembak. Selamatkan generasi bangsa."
Langkah Hukum dan Trauma Keluarga
GR telah dimakamkan di Sragen, sementara A dan S masih menjalani perawatan medis. Ketua LBH Petir (Penyambung Titipan Rakyat) Jateng, Zainal Abidin, menyatakan pihaknya akan mendampingi keluarga korban untuk mencari keadilan.
Namun, Zainal mengungkapkan bahwa keluarga korban masih sangat terpukul dan belum dapat ditemui.
“Keluarga korban trauma, bahkan sulit dihubungi. Kami akan terus berusaha memberikan pendampingan hukum agar kasus ini mendapat perhatian serius,” ujar Zainal.
Penutup
Kejadian ini memunculkan gelombang solidaritas dari masyarakat yang mengecam tindakan kekerasan terhadap remaja.
Kematian GR yang dikenal berprestasi menjadi pengingat pentingnya penegakan hukum yang adil dan humanis.
Masyarakat berharap aparat bertanggung jawab atas tindakan mereka dan memastikan peristiwa serupa tidak terjadi di masa depan.