Ketersediaan Beras di Cimahi Aman, Namun Ketergantungan Impor Masih Jadi Sorotan

Ketersediaan Stock Beras di Kota Cimahi di Klaim Aman dan Melimpah


CIMAHI, SURAT KABAR — Ketersediaan stok beras di Kota Cimahi dipastikan masih aman dan melimpah meski ketergantungan pada impor masih membayangi. Hal ini diungkapkan oleh pedagang beras di Pasar Atas Cimahi, Agus Hambali (58), yang menjelaskan bahwa kondisi stok dan harga beras saat ini stabil.


Menurut Agus, stok beras untuk bulan ini sangat mencukupi, baik beras lokal maupun beras dari Bulog. 


"Kalau beras untuk bulan ini aman, baik beras daerah atau lokal, juga beras Bulog SPHP. Stok banyak, beras SPHP juga bila kita perlu kapan pun pasti dilayani. Jadi untuk bulan ini aman dan harga stabil," ujarnya saat ditemui di Pasar Atas Cimahi, Rabu (18/9/24).


Agus juga memaparkan rincian harga beras saat ini. "Beras medium lokal Rp13.000 per kilogram, premium Rp15.000, dan untuk SPHP Rp12.500 per kilogram. Jadi, jatuh per saknya Rp62.500," terangnya. 


Menurutnya, pasokan beras berasal dari sentra produksi di Subang, Cianjur, Majalengka, serta Bandung bagian Soreang dan Ciparay.


Meskipun ketersediaan beras terpantau stabil, Agus mengingatkan adanya ketergantungan pada impor beras. Ia menjelaskan bahwa tahun lalu harga beras sempat melonjak tinggi akibat ketidakstabilan pasokan, dengan harga premium mencapai Rp18.000 dan medium Rp16.000.


"Mudah-mudahan tahun ini tidak seperti tahun kemarin. Biasanya sampai Desember harga beras aman, tetapi Januari nanti kemungkinan akan naik karena memasuki bulan paceklik," tambahnya.


Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Koperasi dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi, Indra Bagjana, turut menegaskan stabilitas pasokan beras saat ini. 


"Kita harus mewaspadai fenomena di akhir tahun. Untuk kondisi hari ini, semua komoditas dalam kondisi aman. Kita telah menjalin kerja sama dengan berbagai daerah untuk memastikan pasokan tetap terjaga," kata Indra.


Indra juga mencatat ketergantungan Cimahi pada pasar induk di Caringin dan kerjasama antara pemerintah daerah dalam memastikan pasokan komoditas utama seperti bawang dan cabai.


"Kerjasama ini adalah bentuk G to G (Government to Government) yang difasilitasi oleh provinsi dan Bank Indonesia untuk memastikan pasokan yang stabil," jelasnya.


Secara keseluruhan, hasil monitoring Komisi IV DPR RI menunjukkan bahwa meskipun Cimahi bukanlah produsen utama, pasokan pangan seperti bawang dan cabai saat ini melimpah, dan harga beras dalam kondisi stabil. 


Komisi IV DPR RI juga mencatat adanya penurunan harga secara umum di Cimahi, yang menandakan posisi deflasi atau penurunan harga yang positif.

Baca Juga

Posting Komentar

Masuk SURAT KABAR

Lebih baru Lebih lama