Jalan Rusak 10 Tahun Akhirnya Diperbaiki, Ketua Komisi III DPRD KBB Hadiri Syukuran Warga

Ketua Komisi III DPRD KBB, Pither Tjuandis

KBB, SURAT KABAR - Sepuluh tahun bukan waktu yang sebentar untuk menunggu janji pembangunan. Di Kampung Sukaampat, Desa Kayu Ambon, Kecamatan Lembang, jalan rusak yang selama bertahun-tahun hanya menjadi keluhan akhirnya kini beraspal kembali. 

Di tengah padatnya pemukiman dan keberadaan pabrik plastik di sekitar, warga menyebut akses yang dulu penuh lubang kini menjadi tanda harapan baru.

Kepala Desa Kayu Ambon, Hari Irawan, mengingat kembali kondisi sebelum perbaikan dilakukan.  

“Dulu jalan ini pernah diaspal, tapi karena sudah terlalu lama diperbaiki, akhirnya rusak. Kebanyakan kemarin itu masih existing-nya bekas batu koral,” ujarnya usai syukuran peresmian Jalan Kampung Sukaampat, Sabtu (25/10/2025).

Perbaikan jalan sepanjang 330 meter, dengan lebar 3,5 meter dan ketebalan 5 sentimeter, menjadi salah satu capaian penting tahun ini.  

“Alhamdulillah ketika diresmikan oleh Pak Pither selaku Ketua Komisi III DPRD Bandung Barat, kami merasa lega. Karena akses ekonomi dan pendidikan kini jauh lebih mudah,” kata Hari.

Hari menuturkan, kawasan tersebut bukan hanya jalan penghubung warga, tetapi juga jalur keluar masuk pekerja dari pabrik plastik yang berada di sekitar lokasi.  

“Banyak warga yang berangkat kerja lewat jalan ini. Dulu masyarakat sempat berinisiatif menambal sendiri, tapi sekarang akhirnya bisa diperbaiki secara utuh,” jelasnya.

Namun, di balik rasa syukur, Hari masih menyimpan harapan.  

“Harapannya, Pak Ketua Komisi III bisa bantu lagi untuk pembangunan berikutnya. Masih ada beberapa titik yang berat kalau hanya mengandalkan dana desa,” ungkapnya.  

Ia berharap tahun depan ada bantuan keuangan tambahan untuk desa. 

“Tadi Pak Pither juga sudah sampaikan, mudah-mudahan tahun 2026 bisa ada kegiatan yang masuk ke desa,” tambahnya.

Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Bandung Barat, Pither Tjuandis, yang hadir dalam peresmian itu, menyebut pembangunan ini menjadi bentuk nyata penantian panjang masyarakat.  

“Anggaran Rp230 juta ini sudah digunakan dengan baik. Saya bangga, penantian 10 tahun akhirnya bisa diselesaikan oleh Pak Kades yang baru,” ujarnya.

Pither menilai, tantangan terbesar pembangunan desa ada pada keterbatasan dana.  

“Dana desa itu tidak cukup membiayai seluruh 13 RW. Apalagi sekarang sudah diatur-atur persentasenya untuk berbagai sektor, jadi pembangunan seringkali terhambat,” ungkapnya.

Sebagai wakil rakyat dari Dapil 3 yang meliputi Lembang, Cisarua, dan Parongpong, Pither merasa punya tanggung jawab moral.  

“Tugas saya mendengar aspirasi dan mengembalikannya ke masyarakat. Apa yang disampaikan Pak Kades tadi soal harapan bantuan 2026, saya pastikan akan saya perjuangkan,” tegasnya.

Ia menambahkan, langkah selanjutnya tergantung pada pengajuan proposal resmi dari pemerintah desa.  

“Pak Kades harus ajukan permohonan lewat proposal kepada Bupati dan mendaftarkannya di SIPD akun desa. Setelah masuk, kami bisa bantu lewat pokir atau program musrenbang,” jelasnya.

Namun, Pither mengingatkan satu hal penting, jalan yang sudah dibangun tetap membutuhkan perhatian.  

“Kalau tidak segera dibangun kirmir, jalan ini bisa cepat rusak lagi. Jadi kirmir harus jadi prioritas,” tandasnya. (SAT)

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar