SURAT KABAR, CIMAHI - Program beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang dikelola Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (StiKes) Budi Luhur Cimahi membuahkan hasil signifikan.
Sebanyak 31 mahasiswa penerima beasiswa ini dipastikan berangkat ke luar negeri untuk bekerja di sektor kesehatan, usai menyelesaikan pendidikan mereka.
Para lulusan akan bekerja sesuai bidang keilmuannya di Jepang, Turki, Kuwait, dan Arab Saudi.
Mereka menempati berbagai posisi, seperti perawat lansia, perawat rumah sakit, hingga tenaga spa kesehatan, dengan basis kompetensi dari program D3 Keperawatan dan pendidikan nurse unggulan kampus tersebut.
“Hari ini memang kegiatannya ada dua, ada kegiatan angkat janji untuk mahasiswa tingkat I. Jadi, di pertama kali mereka akan praktik di rumah sakit, mereka harus diangkat janji dulu,” ujar Ketua StiKes Budi Luhur Cimahi, Sri Wahyuni, saat ditemui pada Kamis, 15 Mei 2025.
Menurut Sri, meski masih menyandang status mahasiswa, mereka wajib menjunjung tinggi etika profesi karena langsung terjun melayani masyarakat dalam dunia medis.
“Makanya sebelumnya harus diangkat janji dulu, seperti tidak boleh membeda-bedakan pasien, tidak membocorkan rahasia dan sebagainya,” ujarnya.
Kegiatan angkat janji itu diikuti oleh 114 mahasiswa dari semua program studi. Namun yang paling mencolok, kata Sri, adalah seremoni pelepasan puluhan mahasiswa penerima beasiswa KIP yang akan bekerja di luar negeri.
“Kalau biasanya pelepasan itu sedikit-sedikit, tapi sekarang dalam jumlah yang banyak. Jadi StiKes Budi Luhur dalam beberapa tahun terakhir mendapatkan kuota KIP dari LLDIKTI dan Komisi X DPR RI yang khusus mengembangkan pendidikan sejak tahun 2020,” katanya.
Sri menjelaskan, pengelolaan beasiswa KIP di kampusnya tidak hanya menargetkan kelulusan mahasiswa, tetapi juga mendorong mereka agar mampu bersaing hingga ke pasar kerja global.
“Jadi hari ini ada 31 mahasiswa KIP dan tambahan alumni KIP lainnya berangkat ke Jepang, Turki, Kuwait, dan ke Arab Saudi,” kata Sri.
Dari total tersebut, enam di antaranya merupakan alumni, termasuk beberapa dosen muda kampus yang juga siap diberangkatkan ke luar negeri.
Sri menegaskan bahwa beasiswa KIP di StiKes Budi Luhur dikelola sesuai regulasi. Skema pembiayaannya terbagi menjadi dua, dana pendidikan yang dikelola kampus dan biaya hidup yang langsung diberikan kepada mahasiswa.
“Jadi kami mencoba memperlakukan mereka dengan standar yang sama. Hal itu dibuktikan dengan kelulusan mereka dan mendapatkan peluang yang sama bekerja di luar negeri,” tegasnya.
Khusus untuk pemberangkatan ke Jepang, seluruh mahasiswa merupakan penerima KIP dari program internasional. Mereka dipersiapkan secara intensif, termasuk pelatihan Bahasa Jepang yang juga didukung secara finansial oleh kampus.
“Intinya, kami berupaya untuk mengelola dana KIP dengan baik. Khususnya untuk Bahasa Jepang, pihaknya dibantu dibiayai dan disupport untuk bahasa,” jelas Sri.
Tak hanya itu, StiKes Budi Luhur juga menggandeng Bank BJB Syariah dalam mendukung keberangkatan para lulusan ke luar negeri.
“Kemudian, untuk biaya pemberangkatan kami mendapat support dari BJB Syariah yang bisa memberikan talangan biaya hidup di luar negeri,” kata dia.
Meski mendapat talangan biaya, Sri menambahkan bahwa para lulusan tetap berkewajiban mengembalikan dana tersebut secara bertahap setelah mulai bekerja dan memperoleh penghasilan.
“Karena yang namanya ke luar negeri pasti ada biaya besar. Untuk mahasiswa StiKes Budi Luhur mereka mendaftar ke BP2K dan mereka akan mendapatkan fasilitas dari kita sama seperti para mahasiswa reguler,” pungkasnya. (Mong)
0 Komentar