Iklan

Iklan

Kesiapsiagaan Warga Jadi Kunci Cimahi Uji SOP Kampung Siaga Bencana di Citeureup

Posting Komentar

Kesiapsiagaan Warga Jadi Kunci Cimahi Uji SOP Kampung Siaga Bencana di Citeureup

CIMAHI, SURAT KABAR - Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Sosial menggelar Uji Standard Operating Procedure (SOP) Kampung Siaga Bencana (KSB) di Lapangan RW 10, Kelurahan Citeureup, Kamis (30/10). Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian pembentukan KSB yang telah berlangsung sejak 28 Oktober 2025. 

Program tersebut digagas Dinas Sosial Kota Cimahi bersama Kementerian Sosial RI, Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, dan BPBD Kota Cimahi.

Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, dalam sambutannya mengapresiasi masyarakat Citeureup yang berinisiatif membentuk Kampung Siaga Bencana sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan keselamatan bersama. 

Ia menegaskan, kesiapsiagaan masyarakat menjadi faktor kunci dalam mitigasi bencana mulai dari perencanaan, tindakan saat kejadian, hingga evaluasi pascabencana.

“Latihan seperti ini penting agar setiap petugas memahami perannya masing-masing ketika bencana benar-benar terjadi,” ujar Ngatiyana. 

Ia mengingatkan, Cimahi termasuk wilayah dengan tingkat kerawanan tinggi terhadap bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan gempa bumi. Ancaman terbesar datang dari Sesar Lembang yang berjarak sekitar tiga kilometer dari kota.

“Kita harus pasang mata dan telinga di wilayah kita. Jangan anggap sepele tanda-tanda bencana,” tegasnya, mengingatkan warga agar waspada terhadap gejala alam seperti retakan tanah atau pergeseran permukaan.

Laporan penyelenggara menyebut, pembentukan KSB Citeureup dilakukan karena wilayah itu berada di jalur rawan bencana akibat pengaruh Sesar Lembang. Dengan terbentuknya KSB Citeureup, kini Cimahi memiliki lima KSB aktif: di Kelurahan Cipageran, Padasuka, Leuwigajah, Utama, dan Citeureup.

Simulasi tanggap darurat dalam kegiatan tersebut melibatkan unsur KSB, Tagana, BPBD, serta masyarakat setempat. Simulasi mencakup evakuasi warga, pengelolaan dapur umum, penanganan medis, hingga logistik.

“Semua petugas sudah menguasai tugas masing-masing, termasuk penyiapan logistik, gudang kesehatan, dan dapur lapangan. Sehingga semuanya bisa bergerak sesuai tanggung jawabnya apabila terjadi bencana,” terang Ngatiyana.

Dalam sesi wawancara, Ngatiyana menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat dalam mitigasi bencana. Ia menyebut simulasi semacam ini akan terus dilakukan secara berkala dengan melibatkan berbagai unsur, termasuk pelajar, kader KSB dari berbagai kelurahan, serta masyarakat umum.

Menanggapi persoalan banjir yang kerap melanda sejumlah titik di Cimahi, Ngatiyana menjelaskan bahwa pemerintah kota akan segera menggelar pembersihan dan pengerukan drainase secara serentak di seluruh wilayah sebagai langkah antisipasi. Ia juga mengajak warga untuk turut menjaga kebersihan sungai dan saluran air demi meminimalkan risiko genangan.

Di penghujung acara, Wali Kota Cimahi secara resmi menutup kegiatan Uji SOP Simulasi Bencana dan Pembentukan Kampung Siaga Bencana Kelurahan Citeureup Tahun 2025. Ia mengapresiasi seluruh pihak yang berkontribusi dalam kegiatan ini.

“Mari kita terus berjuang dengan tulus dan ikhlas untuk masyarakat Kota Cimahi. Mudah-mudahan Cimahi dijauhkan dari segala bentuk bencana,” ucap Ngatiyana menutup kegiatan.

Related Posts

Posting Komentar