SURAT KABAR - Di tengah hidup yang serba cepat dan penuh tekanan, dua hal ini makin sering jadi “pelarian” banyak orang, judol (judi online) dan pinjol (pinjaman online).
Keduanya terlihat mudah, cepat, tinggal klik, langsung beres, padahal yang datang kemudian justru bisa menggerus hidup pelan-pelan seperti racun yang tak terasa.
Fenomena bahaya judi online belakangan makin mencuat. Banyak yang awalnya hanya coba-coba, iseng pas lagi senggang, berharap menang kecil untuk sekadar hiburan.
Tapi begitu menang sekali, adrenalin naik, dan otak mulai bilang “sekali lagi deh”. Hingga tanpa sadar saldo terkuras, simpanan ludes, bahkan barang-barang rumah pun mulai dijual.
Banyak cerita berseliweran di media sosial tentang seseorang yang tadinya hidup biasa saja, mendadak terlilit utang puluhan juta hanya karena kecanduan judol.
Ada pula yang hampir merusak rumah tangga karena tak sanggup berhenti bermain.
Ini bukan sekadar cerita, tapi alarm keras bahwa judi online merusak bukan cuma finansial, tapi mental dan hubungan sosial.
Masalah makin runyam ketika para korban judol mulai mencari “jalan keluar cepat”, pinjaman online. Dan di sinilah lingkaran setan itu mulai terbentuk.
Bahaya pinjol sering tak disadari saat awal mengajukan. Aplikasinya mudah, pencairannya cepat, dan syaratnya cuma KTP.
Banyak yang berpikir, “Ah, gampang lah bayarnya nanti.” Tapi bunga yang mencekik, denda berlapis, serta penagih yang agresif membuat situasi semakin kacau.
Data pribadi disebar, keluarga dihubungi, bahkan ada yang diteror melalui pesan dan telepon.
Bagi banyak orang, pinjol seperti jebakan manis di awal, tetapi berubah jadi mimpi buruk saat jatuh tempo.
Apalagi yang ilegal pinjaman online ilegal sering tak punya batas etika dalam menagih.
Ada yang sampai harus bersembunyi karena malu namanya disebar ke kontak ponsel. Belum lagi stres, depresi, dan kecemasan yang mengikutinya.
Dan ketika judol dan pinjol saling berkaitan, kerusakannya bisa berkali-kali lipat. Banyak korban yang terjebak meminjam untuk menutup judi, lalu berjudi lagi untuk menutup pinjaman.
Siklus ini tak jarang berujung pada kehilangan pekerjaan, keretakan rumah tangga, hingga gangguan mental berat.
Lalu, bagaimana mengatasinya?
Pertama, sadari bahwa judi online dan pinjaman online cepat bukan solusi. Jika sedang butuh uang, lebih aman konsultasi pada lembaga keuangan resmi seperti bank atau koperasi yang diawasi OJK.
Jika sedang stres atau ada tekanan hidup, carilah bantuan profesional atau curhat pada orang yang bisa dipercaya.
Cari kegiatan positif seperti olahraga, komunitas, atau hobi baru yang bisa mengalihkan pikiran dari hal-hal berisiko.
Kedua, jangan ragu mencari bantuan jika sudah terlanjur terjebak. Banyak lembaga bantuan hukum, komunitas anti-judol, hingga konselor keuangan yang bisa membantu.
Yang paling penting, hidupmu jauh lebih mahal daripada jebakan instan bernama judol dan pinjol.
Jangan biarkan dua hal itu mengatur masa depanmu. (SAT)


.jpeg)

Posting Komentar
Posting Komentar