SURAT KABAR, BOGOR – Pemerintah Kota Bogor menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) setelah 214 siswa dari sembilan sekolah mengalami dugaan keracunan makanan usai mengonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani di Sukadamai, Tanah Sareal.
Data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat, kasus ini pertama kali dilaporkan pada Rabu (7/5) dan terus bertambah hingga Sabtu (10/5). Penanganan darurat pun dilakukan secara terkoordinasi, termasuk dengan melibatkan Badan Gizi Nasional (BGN).
“Penanggulangan KLB adalah upaya yang dilakukan untuk menangani penderita, mencegah perluasan, dan mencegah timbulnya penderita baru pada suatu KLB yang sedang terjadi,” ujar Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, dalam keterangan resminya, Senin (12/5).
Dedie menyatakan bahwa seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh Pemkot Bogor. Selain pengobatan, pihaknya juga memastikan langkah investigatif terus berjalan guna menemukan sumber utama insiden tersebut.
“Kita pastikan mereka yang terkena dampak ini, biaya medisnya ditanggung Pemkot Bogor,” tegas Dedie.
Penelusuran Sumber Kontaminasi dan Investigasi Epidemiologi
Dedie mengungkapkan, Pemkot Bogor belum menyimpulkan sumber pasti kejadian apakah berasal dari dapur SPPG atau dari faktor lain. Pemeriksaan menyeluruh dilakukan Dinkes bersama Labkesda, rumah sakit, dan puskesmas.
Pemeriksaan itu meliputi pengujian terhadap sampel muntahan pasien, air minum isi ulang sebanyak dua liter, usapan tray, wadah makanan, serta usapan dubur dua penjamah makanan.
“Insya Allah besok sudah ada hasilnya (pemeriksaan laboratorium), dan kita akan diskusikan dengan BGN. Yang pasti, kita ingin anak-anak tetap senang dan tetap bahagia menerima langsung MBG ini tanpa ada ketakutan, tanpa ada ragu-ragu lagi,” kata Dedie.
Meski masih dalam masa evaluasi, kondisi korban dikabarkan berangsur membaik. Dedie menambahkan bahwa pemetaan sekolah yang terdampak terus dilakukan untuk memantau laporan baru.
“Namun sejauh ini jumlahnya semakin menurun,” ujarnya.
BGN Evaluasi Prosedur: Tingkatkan Uji Organoleptik dan Standar Produksi
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menilai insiden di Bogor ini menunjukkan gejala keracunan yang muncul relatif lambat, berbeda dengan kejadian serupa di wilayah lain.
Menurutnya, dapur SPPG Bosowa Bina Insani justru selama ini menjadi percontohan dengan chef profesional, serta fasilitas yang dinilai higienis dan memenuhi standar BGN.
“Jadi fasilitas yang ada menurut kami sudah sesuai standar BGN. Bangunannya bagus, higienis, dan bersih,” jelas Dadan.
Namun, ia mengakui bahwa prosedur operasional tetap harus diperkuat. Salah satu langkah konkret adalah peningkatan uji organoleptik metode penilaian kualitas makanan dengan pancaindra, seperti pengamatan visual, penciuman, dan pengecapan.
“Kami juga akan melakukan penyegaran setiap tiga bulan sekali di setiap SPPG, serta menggelar pelatihan rutin terkait peningkatan kualitas makanan, pemilihan bahan baku, dan lain sebagainya,” tambah Dadan.
Ia memastikan BGN akan memperkuat kerja sama lintas sektor, termasuk dengan BPOM, Dinkes, dan para profesional tata boga, untuk memperketat pengawasan kualitas makanan yang disajikan di sekolah-sekolah.
“Kami meminta para SPPG untuk meningkatkan lagi kewaspadaan,” tegasnya.
Rincian Korban dan Sekolah yang Terdampak
Kepala Dinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno, menjelaskan per Sabtu (10/5), total korban mencapai 214 siswa. Dari jumlah itu, 34 siswa masih dirawat di rumah sakit, 45 siswa menjalani rawat jalan, dan 129 siswa mengalami keluhan ringan.
“Perkembangan hingga tanggal 10 Mei 2025 terjadi penambahan empat kasus, sehingga total korban saat ini mencapai 214 orang,” kata Retno.
Adapun korban tersebar di sembilan sekolah, yaitu:
-
TK Bina Insani (25 orang)
-
SD Bina Insani (10 orang)
-
SMP Bina Insani (94 orang)
-
SMA Bina Insani (1 orang)
-
SDN Kukupu 3 (8 orang)
-
SDN Kedung Waringin (7 orang)
-
SDN Kedung Jaya 1 (16 orang)
-
SDN Kedung Jaya 2 (45 orang)
-
SMP Bina Graha (8 orang)
Sebagai informasi, dapur SPPG Bosowa Bina Insani melayani 13 sekolah dengan total distribusi sebanyak 2.977 porsi makanan pada hari kejadian.
Pemerintah Kota Bogor dan BGN menyatakan akan terus mengawal proses penyelidikan hingga tuntas dan memastikan program MBG berjalan aman serta berkualitas di masa mendatang. (SAT)
0 Komentar